Para ilmuwan dari Woods Hole Oceanographic Institution dan Universitas Harvard akhirnya membuka misteri dinginnya dasar Samudera Pasifik. Menurut laman mnn.com, akhir pekan lalu, suhu dingin tersebut berkaitan dengan lapisan perairan Zaman Es Kecil.

Penelitian tersebut membutuhkan penggalian data selama 150 tahun untuk menyelesaikannya, seperti dilaporkan Phys.org. Riset tersebut dimulai pada 1870-an saat HMS Challenger, kapal layar kayu yang awalnya dirancang sebagai kapal perang Inggris, digunakan untuk ekspedisi ilmiah modern pertama. Kapal ini menjelajahi lautan dan dasar laut di dunia.

Bagian dari misi kapal ini, yakni merekam suhu hingga kedalaman dua kilometer. Sebuah terobosan yang belum pernah ada sebelumnya. Dengan data tersebut, bersama dengan rekaman suhu laut dalam modern, para peneliti dapat memodelkan sirkulasi air di Samudra Pasifik selama satu setengah abad terakhir.

Apa yang ditemukan peneliti tersebut sangat luar biasa. Sebab, ternyata air Samudra Pasifik membutuhkan waktu ratusan tahun untuk bersirkulasi ke kedalaman suhu terendah. Bumi pernah mengalami apa yang disebut Zaman Es Kecil, garis dingin yang berlangsung dari sekitar 1.300 hingga 1870 atau lebih.

Karena itu, para peneliti menduga bahwa perairan Pasifik dalam semakin dingin karena perairan yang sama berada di antara lapisan atas selama Zaman Es Kecil. Perairan itu berasal dari lapisan es ratusan tahun lalu dan telah tenggelam perlahan ke kedalaman samudra.

Temuan ini juga dapat memiliki implikasi mendalam tentang kemampuan untuk mempelajari kondisi iklim ratusan tahun lalu. Bahkan, dari saat di mana manusia tidak memiliki kumpulan data yang lengkap.

Lapisan laut yang berbeda di Pasifik, dalam beberapa hal, seperti cincin pohon atau sampel inti es. Karena sirkulasi yang lambat, lapisan samudera menjaga kondisi masa lalu, dan manusia bisa mendapatkan pengetahuan baru tentang masa lalu, hanya dengan melihat lebih dalam ke lautan.

Source: MNN.COM | PSY.ORG