Home Budaya INDONESIA Kenapa Boss Indofood Tidak Beri Mie Instant Gratis dan Turunkan Harga...

Kenapa Boss Indofood Tidak Beri Mie Instant Gratis dan Turunkan Harga Saat Wabah Virus Corona Indonesia?

671
0

Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk Mie Instant Ini sangat digemari orang Indonesia Bahkan dunia.

Sejarah PT TPSF Tbk Perseroan didirikan oleh 3 orang yaitu Bapak Joko Mogoginta, Bapak Budhi Istantodan Bapak Priyo Hadisutanto (Almarhum) dengan nama PT Tiga Pilar Sejahtera pada 1992dengan produk utama bihun kering dan mie kering.

Indonesia Bahkan Dunia Saat ini telah mengalami wabah virus mematika asal Wuhan China bernama Corona Virus Covid 19 yang sampai sekarang belum ada obatnya dan kasus korban infeksi dan meninggal dunia Semakin Meningkat.

Saat wabah virus mematikan asal china corona ini terjadi banyak orang orang Yang Berekonomi menengah bawah Seperti Penjual Makanan Pinggir Jalan,Warung makan,Burjo,Sol Sepatu,satpam mal,preman parkiran,tukang becak,buruh tani,buruh pabrik,pengamen jalanan,penjual jamu gendong,gelandangan,bahkan orang bergaji dan berpengahasilan UMR sampai Pengangguran Terancam Mati Kelaparan dan di Cemas Tidak Bisa Membayar Tagihan Pajak,cicilan, bahkan rumah kontrakan dan kos yang masih harus ditolong dan dibantu oleh sesama manusia dan bangsa indonesia baik itu pribumi maupun bukan pribumi tanpa membedakan Suku,Agama,Ras,dan Antargolongan.

Tapi Kemana Para Penceramah MPR dan DPR Itu?

Kenapa Boss Indofood Tidak Mau Kasih Mie Instant Gratis dan Menurunkan Harga Saat Wabah Virus Corona?

Indomie Jelas-Jelas Berasal dari kata INDO: Indonesia MIE:mi

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk kurang meningkatkan kewaspadaan kepadaproduksi mie lain yang gencar malakukan promosi yang sangat agresif. Seharusnya, PT.Indofood Sukses Makmur Tbk harus melakukan juga promosi yang agresif dan luar biasa,dan membuat harga produknya dibawah dari produk yang lainnya, ditambah keunggulan-keunggulan lain. Sehingga dapat meningkatkan hasil produksi dengan baik. Dan juga PT. Indofood Sukses Makmur Tbk harus memiliki kemampuan untukmengidentifikasi mengenal kebutuhan dan keinginan konsumen yang heterogen, sehingga dapat mengetahui dengan jelas kebutuhan dan keinginan konsumen.

Pada Tahun 2019 PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) mencatatkan laba bersih atau laba yang dapat didistribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 4,17 triliun pada tahun lalu. Laba bersih ini tumbuh tipis 0,24% year on year (yoy) jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 4,16 triliun. Margin laba bersih Indoofd sebesar 5,7%, turun tipis dari 5,93% pada tahun sebelumnya.

Pencapaian laba bersih tersebut didukung oleh naiknya penjualan bersih INDF secara konsolidasi sebesar 4,6% yoy menjadi Rp 73,39 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 70,19 triliun.

Margin laba kotor INDF, anggota indeks Kompas100 ini, pada tahun lalu mencapai 27,54%, turun dari tahun sebelumnya sebesar 28,17%. Margin laba kotor yang turun ini disebabkan oleh kenaikan beban pokok penjualan yang lebih besar daripada pendapatan, yakni sebesar 5,49% menjadi Rp 53,18 triliun.

Tak cuma kenaikan beban pokok, Indofood juga mencatat kenaikan beban penjualan 8,01% menjadi Rp 7,8 triliun dan beban distribusi serta beban umum dan adimistrasi sebesar 9,82% menjadi Rp 4,47 triliun.

Beban keuangan INDF pun naik 35,57% menjadi Rp 2,02 triliun. Tapi, INDF mencatatkan penghasilan operasi lain sebesar Rp 1,52 triliun. Angka ini naik 71,46% ketimbang tahun sebelumnya sebesar Rp 888,86 miliar.

Anthoni Salim, Direktur Utama INDF mengatakan, tahun 2018 tetap menjadi tantangan bagi INDF dengan kondisi harga komoditas yang kurang mendukung. “Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, Indofood tetap menunjukkan pertumbuhan positif,” kata Anthoni dalam keterangan pers, Jumat (22/3).

Total aset INDF naik 9,21% menjadi Rp 96,54 triliun. Ekuitas INDF naik menjadi Rp 49,91 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 47,10 triliun. Total liabilitas perusahaan sektor barang konsumen ini sebesar Rp 46,62 triliun, naik dari tahun sebelumnya Rp 41,29 trilun. 

Utang bank jangka pendek INDF mencapai Rp 17,13 triliun, melonjak dari sebelumnya Rp 9,95 triliun. Kenaikan ini berasal dari utang bank jangka panjang yang segera jatuh tempo dalam setahun k depan. Sedangkan utang obligasi yang akan jatuh tempo dalam setahun ke depan sebesar Rp 2 triliun. 

DENGAN NILAI INVESTASI KEUNTUNGAN PERUSAHAAN SAMPAI TRILUNAN SAMPAI SEKARANG TIDAK ADA EFEK DAN MANFAAT BANTUAN DARI PERUSAHAAN MI ITU KEPADA MASYARAKAT INDONESIA LANGSUNG DI TENGAH PANDEMIK VIRUS CORONA WUHAN CHINA COVID 19

Dapat Disimpulkan Bahwa perusahaan itu hanya numpang nama merek dan pabrikan yang hanya Peduli Untung dan Tidak Mau berbagi Kepada Bangsa Dan Negara Indonesia

 

INI MUNGKIN KARENA RASA SAKIT HATI DAN TIDAK MEMILIKI INDONESIA SEBAGAIN RASA CINTA TANAH AIR  MEREKA SEHINGGA MERASA BAGIAN BANGSA DAN ORANG INDONESIA KARENA MENGINGAT KEKEJAMAN ORDE BARU DAN KEJADIAN PEMBANTAIAN KAUM TIONGHOA saat kerusuhan 98.


source:reuters