Minat untuk belajar Bahasa Korea dan huruf-huruf hangul-nya pun bervariasi, dari yang memang ingin melanjutkan studi atau kerja di Korea, sampai dilandasi mimpi siapa tahu ketemu Captain Yoo Shi Jin di jalan, biar bisa nyapa. Tapi yang namanya keinginan belajar, apapun alasannya, itu patut diapresiasi.
Mungkin judul artikel ini paling anti mainstream dan aneh se-jagad internet. Korea selatan memang salah-satu negara industrialis maju di Asia timur yang kental dengan budaya popnya yang menarik. Namun, dibalik mulusnya wajah cantik personel SNSD, ada banyak kerugian yang bisa dirasakan oleh pelajar Indonesia dimasa depan jika menghabiskan waktunya mempelajari bahasa Korea.
Raja Keempat dari Dinasti Joseon Korea yang berkuasa dari 1418-1450 yaitu Raja Sejong adalah orang yang menciptakan sistem baca tulis asli Korea ini. Namun kenyataannya, beratus-ratus tahun bangsa Korea selalu dijajah dan dijadikan bangsa pembayar upeti dari bangsa-bangsa besar disekelilingnya. Kekaisaran China menjajah Korea dijaman klasik, Jepang dijaman Perang Dunia Dan Amerika serikat dijaman sekarang.
Korea sendiri terbagi menjadi dua negara, yakni Republik Korea (Korea Selatan) dan Republik Rakyat Demokratik Korea (Korea Utara) setelah Perang Dunia II. Semenanjung Korea adalah satu-satunya daerah berumpun homogen yang masih terpecah belah antara faham fasis komunis di utara dan faham demokratis – kapitalis di selatannya.
Berikut kerugian dan alasan tidak bergunanya belajar bahasa Korea Selatan bagi orang indonesia:
1. Budaya Korea Selatan itu serba instan dan selalu berubah pesat.
Globalisasi budaya Korea Selatan di Indonesia yang dikenal dengan sebutan demam K-pop pun memang tidak dapat dihindari, mulai dari musik, groupband Korea, film-film drama Korea, makanan Korea (Korean BBQ) dan pencuci mulut/ desserts sampai fashion atau cara berpakaian.
Disamping merebaknya restoran Korea, pusat-pusat pembelajaran Bahasa Korea juga mulai bermunculan di berbagai kota, pelajar Indonesia juga haruslah menyadari motivasi belajar sebaiknya berdasarkan manfaat nyata Dan realita peluang kerja di masadepan bukanlah Karena trend semata.
Dengan pengaruh yang begitu kuat di bidang hiburan, kuliner, dan fashion di mata dunia internasional, tentunya banyak orang asing termasuk orang Indonesia yang ingin mempelajari Bahasa Korea. Namun perlu anda ketahui kerugian biaya Dan waktu Yang terbuang untuk mempelajari Bahasa Korea selatan Yang merupakan negara dengan jumlah utang terbanyak kedua di Asia setelah People Republic of China.
Budaya serba instan ala Korea Selatan memiliki resiko krisis identitas dan mudah tergerus dan berubah seiring dengan trend yang mereka ciptakan sendiri. Sangat disayangkan bila keahlian orang indonesia berbahasa Korea menjadi tidak berguna karena orang Korea sendiri lebih memilih berbahasa Inggris didalam kehidupan berbisnis. Hal ini dikarenakan ada banyak imigran asal Korea selatan yang sudah lama merantau menetap di negara Anglo Saxon seperti Amerika Serikat dan Australia yang kemudian memutuskan kembali ketanah air mereka sendiri dan memulai karir seperti layaknya si artist gangnam style Psy yang dulu sempat tinggal bertahun tahun di Amerika Serikat.
2. Bahasa Korea Selatan itu susah dan sulit dengan abjad penullisan yang unik dan jauh berbeda.
Perlu kamu ketahui, bahasa tulisan Korea itu butuh penghafalan dan dedikasi tinggi. Walaupun Abjad Hangul itu hanya terdiri dari 14 konsonan dan 10 vokal, bentuknya sangat berbeda dengan ribuan karakter Bahasa Cina yang juga digunakan oleh orang Taiwan, Jepang Dan negara lainnya.
Bahasa tulisan Korea Selatan hanya bisa dibaca dan digunakan oleh 51 juta rakyat Korea Selatan dan 25 Juta rakyat Korea utara. Jumlah manusia yang sedikit ditambah dengan banyaknya pabrik Korea selatan yang menerima pekerja pengungsi dari Korea utara hanya akan membuat pemodal Chaebol (konglomerat perusahaan keluarga di Korea) untuk membuat pabrik produksi inti di dalam negerinya sendiri.
Mampu berbahasa asing (Inggris, Jepang, Jerman dan sebagainya) merupakan salah satu kriteria yang sudah pasti dicari dan dibutuhkan oleh kebanyakan perusahaan-perusahaan di Indonesiaraya zaman sekarang. Negara dengan bahasa asing tersebut memiliki budaya dan keterikatan ekonomi yang kuat dengan Indonesia. Perlu kita ketahui, Secara umum ada 7 negara tetangga Indonesia yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa resminya seperti: Australia, Singapura, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Inggris (Kepulauan Cayman) dan bahkan Amerika Serikat (Kepulauan Guam dan kepulauan Andaman).
3. Angka pengangguran lulusan perguruan tinggi dan level pendidikan serta skill akademik orang Korea tergolong tinggi dan hidupnya membosankan memicu banyak orang Korea Selatan merantau ke Amerika, Filipina, Kanada dan Australia.
Seperti layaknya negara maju, jumlah penduduk usia kerja Korea Selatan kemungkinan akan mengalami penurunan di masa depan, memberi tekanan lebih besar pada kaum muda untuk mendukung warga lanjut usia yang tidak bekerja dengan membayar pajak penghasilan Yang tinggi.
Menurut sebuah laporan yang dikeluarkan oleh OECD Di Korea selatan, jumlah individu dalam angkatan kerja per warga senior di Korea diprediksi turun menjadi 1,96 pada tahun 2036, dari tahun ini 5,26. Ini berarti kurang dari dua orang Korea yang bekerja harus mendukung individu berusia lanjut yang bergantung satu orang.
Korea Selatan saat ini menempati urutan ketiga setelah Meksiko dan Chile untuk jumlah anggota produktif penduduk yang mendukung individu yang bergantung, namun rangkingnya diperkirakan akan turun ke posisi 30 pada 2036. Jumlah rata-rata individu usia kerja per orang tua di antara negara-negara OECD saat ini 3,74, dan diperkirakan turun menjadi 2,38 pada tahun 2036.
Kementerian Kesejahteraan Korea selatan pun memprediksikan bahwa mereka yang berusia 65 atau lebih tua akan menyumbang 24,3 persen dari keseluruhan populasi bangsa pada tahun 2030, dan 40,1 persen pada tahun 2060. Namun Korea Selatan bisa dengan mudah menerima saudara serumpun mereka dari Korea Utara untuk menempati pekerjaan dan posisi yang baik di pabrik dan usaha mereka.
Walau saat ini Korea Selatan banyak menerima buruh dan pekerja pabrik asal Indonesia dinegaraya, gaji maupun pengeluaran hidup korea selatan sangatlah tinggi dikarenakan oleh budaya pop hedonisme yang mereka ciptakan sendiri dan tingginya harga kebutuhan pokok dan perumahan dikarenakan oleh kerakusan kalangan “Chaebol” konglomerat. Persaingan hidup orang Korea selatan sendiri pun semakin berat dengan datangnya spekulan konglomerat Korea selatan yang dulunya Ber dari Amerika Serikat.
4. Turis Korea hanya tertarik pada paket wisata murah di Indonesia dan cenderung pelit di Indonesia
Jika berbicara mengenai perkembangan pariwisata internasional, bisa dibilang Korea adalah salah satu negara yang paling gencar melakukan promosi ke seluruh dunia, melalui budaya K-pop, kuliner, tempat wisata, bahkan melalui drama dan filmnya. Berkaitan dengan hal tersebut, Indonesia adalah salah satu negara di ASEAN yang paling banyak menerima budaya korea atau yang juga populer dengan sebutan korean waves/ hallyu.
Suksesnya gempuran budaya Korea Selatan di Indonesia berujung pada banyaknya tingkat kunjungan wisatawan Indonesia ke Negeri Gingseng. Promosi yang gencar dilakukan oleh pelaku industri kreatif Korea Selatan, serta dukungan penuh dari Pemerintah Korea, memudahkan wisawatan mancaegara untuk mengakses informasi tentang Korea Selatan.
Di tahun 2017, sekitar 300.000 orang Indonesia melancong ke Korea Selatan. Saat ini Indonesia berada di posisi 8–9 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Korea. Sepuluh tahun ke depan, Indonesia diprediksi dapat meningkat ke posisi empat setelah Tiongkok, Jepang, dan Amerika. Enam negara di Asia Tenggara juga menunjukan pertumbuhan wisatawan yang solid ke Korea Selatan. Jumlah wisatawan Vietnam meningkat 55 persen, Indonesia 53,2 persen, Malaysia 39,1 persen, Filipina 38,2 persen, Singapura 37,7 persen, dan Thailand 27 persen.
Jika kalian akan berpergian ke Korea Selatan dan mencari souvenir khas dari negeri gingseng tersebut, kemungkian besar anda membeli makanan dan barang mewah di bawa pulang sebagai oleh-oleh. Turis Indonesia biasa menghabiskan banyak uang untuk bersenang-senang maupun operasi plastik disana. Menurut kementrian pariwisata Korea Selatan, barang yang dibeli oleh turis Indonesia adalah make-up dan produk ginseng. Hal ini sangatlah menguntungkan bagi bisnis dan industri pariwisata di Korea. Namun tahukah kamu, kalau orang Korea juga banyak yang berwisata ke Indonesia? Kepala Bidang Perjalanan Wisata Pengenalan Pasar Asia Pasifik Kementerian Pariwisata, Taufik Nurhidayat, mengatakan bahwa jumlah wisman Korea (Selatan) pada tahun 2015 adalah 338.671 orang. Turis Korea selatan ini Masih jauh lebih irit dalam berliburan dibandingkan dengan turis Dari negara Taiwan maupun Jepang. Hal ini menunjukkan bahwa peluang mencari pekerjaan disektor pariwisata dengan keahlian berbahasa Korea tidaklah begitu baik.
Begitulah kira-kira alasan mengapa Bahasa Korea tidak berguna dipelajari oleh orang indonesia. Namun, jika kamu merasa sanggup untuk mengambil resiko tersebut yah silahkan mencoba…