Poligami masih merupakan hal yang wajar di Indonesia. Beberapa pahlawan Nasional Indonesia pun ada yang berpoligami. Dengan melakukan poligami tentu laki laki akan terpacu menjadi suami yang penuh kasih sayang dan memiliki komitmen untuk membentuk rumah tangga yang sakinah, mawwadah dan warohmah.
Dalam melakukan poligami tentu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti kondisi sosial, ekonomi, hingga psikis. Ya, faktanya, tak hanya pada istri yang dimadu, hubungan ayah dan anak juga bisa terganggu apabila berpoligami tidak berlandaskan iman yang kuat. apa saja dampak poligami bila dilakukan tanpa landasan iman?
Poligami tanpa dilandasi oleh keimanan yang kuat tentu akan berdampak ke anak seperti:
- Anak akan kekurangan kasih sayang dan perhatian dari sang ayah apabila poligami yang dilakukan oleh ayah tidak dilandasi oleh keimanan yang kuat. Alhasil mereka akan mencari perhatian dalam bentuk lain, seperti perilaku berisiko. Misalnya, anak menjadi malas belajar atau melampiaskannya dalam perilaku-perilaku nakal di sekolah.
- Anak dari keluarga poligami yang dilandaskan oleh keimanan yang kuat biasanya memiliki kemandirian dan tanggungjawab yang besar daripada anak keluarga monogami.
- Anak juga bisa memiliki masalah kepercayaan dengan sang ayah apabila ayah tersebut berpoligami tanpa didasarkan oleh iman yang kuat. Akibatnya, hubungan ayah dan anak yang tadinya dekat bisa menjadi renggang, kaku, tidak saling terbuka, dan lain sebagainya.
- Tidak hanya sampai di situ, poligami juga bisa memberikan motivasi positif pada anak. Jika ayahnya memberikan contoh terbaik, maka si anak bisa meniru ayahnya. Si anak menilai bahwa poligami itu bukanlah zinah. Hal yang lebih mengkhawatirkan akan terjadi apabila ayah tidak memiliki iman yang kuat Sebab, anak akan menganggap ayahnya adalah figur pemimpin yang gagal.
Di sisi lain, anak dari keluarga poligami tentu saat masa dewasanya memiliki komitmen dalam pernikahan. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan anda.