Yakuza, kelompok kriminal terkenal asal Jepang beralih menjadi pencuri buah-buahan dan selundupkan teripang ke luar negeri setelah terhimpit tekanan ekonomi.

Kelompok kriminal yang dulu sangat meresahkan warga Jepang itu terkenal dengan bisnis ilegalnya, mulai dari penculikan, pemerasan, perjudian hingga perdagangan manusia. Namun dengan semakin gencarnya operasi pemerintah memberantas kejahatan, Yakuza mulai kehilangan lahan uangnya.

Untuk mengatasi hal itu beberapa anggota geng tersebut direduksi menjadi pencuri teripang dan menjarah ladang buah untuk dijual ke toko atau pedagang pasar yang tidak terlalu banyak bertanya.

Geng yang anggotanya dicirikan dengan tato yang memenuhi badan terkenal bersedia  bertempur dengan pesaing untuk mendapatkan lahan basah perkotaan yang menguntungkan. Yakuza secara sebelumnya menghasilkan uang dari pemerasan, perjudian ilegal, perdagangan seks dan obat-obatan terlarang.

Namun undang-undang yang diberlakukan selama  satu dekade terakhir telah memaksa beberapa gangster untuk enggan beraksi dan mencegah anggota baru bergabung.

Undang-undang itu membuat angka kejahatan di Jepang menurun ke rekor terendah sejak statistik pertama kali dikompilasi pada 1958.

Di seluruh Jepang, keanggotaan Yakuza turun sekitar 4.600 orang dari tahun sebelumnya. Adapun mereka yang diidentifikasi sebagai anggota inti kelompok yakuza berjumlah 16.800 orang.

“Angka untuk anggota inti turun di bawah 20.000 untuk pertama kalinya pada tahun 2016,” kata polisi, seperti dilansir South China Morning Post pada 2 Juli 2018.

Kesulitan ini berdampak pada minimnya  keterampilan yang dimiliki anggota Yakuza. Nama mereka yang masuk dalam daftar polisi membuat sulit mendapatkan pekerjaan.

Keadaan itu memaksa mereka mengambil beberapa pekerjaan mudah yang dampak hukumannya tidak terlalu besar seperti perburuan ilegal atau mencuri, kejahatan yang tidak terpikirkan oleh yakuza.

Pada  April tahun lalu, kepala gang Yakuza cabang Kobe yang terkenal ditangkap karena mencoba mengutil 64 barang dari sebuah supermarket di Nagoya. Masato Gunji dan dua bawahan ditangkap setelah mengisi keranjang dengan barang-barang dari rak dan pergi tanpa membayar.

Sebulan kemudian seorang eks pemimpin geng itu menyebabkan kehebohan publik Jepang ketika dia diwawancarai untuk sebuah film dokumenter oleh NHK. Dia menyatakan geng yang beroperasi di daerah pedesaan Jepang tengah berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan melakukan pencurian kecil.
Para yakuza itu menjarah ladang siap panen dan mencuri hewan ternak. Mantan gangster itu mengaku, melon adalah target favorit, meskipun hasilnya tidak besar dan pekerjaannya sulit dan melelahkan.

Di bagian lain negara itu, para petani mulai bersikap bijak terhadap kejanggalan para gangster dan telah bekerja sama untuk mengoperasikan patroli keliling guna melindungi tanaman melon, anggur, mangga, dan buah serta sayuran lain yang mungkin menarik perhatian yakuza.

Target tak terduga terbaru dari geng yakuza adalah penangkapan ilegal teripang di Laut Jepang. Penjaga pantai melaporkan kini banyak kapal mencurigakan yang tampaknya tengah memancing, tapi ketika didekati mereka langsung kabur dengan kecepatan tinggi.

Hukuman untuk perburuan teripang adalah maksimal enam bulan penjara dan denda 10,000 yen atau Rp 1,2 juta. Angka itu dianggap tidak akan memberikan efek jera bagi Yakuza.

Pemerintah Jepang sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan denda kepada Yakuza setelah meningkatnya jumlah kasus penangkapan teripang ilegal . Yakuza diyakini menyelundupkan teripang ilegal ke luar negeri termasuk ke Cina dengan harga tinggi.

source : SOUTH CHINA MORNING POST