Ratusan korban banjir di Perumahan Pondok Gede Permai (PGP), Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi dilaporkan mulai terserang penyakit.
Petugas medis di posko utama BNPB, Fitri mengatakan, sudah ada 480 orang korban banjir berobat selama dua hari terakhir.
“Keluhan paling banyak ada ISPA, kemudian ada hipertensi, pingsan, lemas, banyak juga yang luka terbuka kena paku, beling atau terjun saat banjir,” kata Fitri pada Jumat, 3 Januari 2020.
Ia menyebut, korban banjir yang sakit terus meningkat sejak Kamis. Berdasarkan catatan pada Kamis pagi sampai sore ada 200 orang, kemudian malamnya 105 orang. Adapun pada Jumat pagi sampai dengan pukul 15.00, jumlah korban banjir yang sakit sudah mencapai 175 orang.
Menurut dia, paling banyak yang terserang penyakit mereka yang telah berusia di atas 40 tahun hingga lanjut usia. Sedangkan, bayi dan balita hanya berkisar 20 persen dari total yang sakit. “Ada satu orang yang dirujuk karena struk,” ucap Fitri.
Ia mengatakan, penyebab mereka terserang sakit karena psikis dan kondisi lelah membuat daya tahan tubuh menjadi lemah. “Hampir 50 persen penyebabnya psikis, sehingga menyebabkan penyakit penyerta,” kata Fitri.
Ia memastikan bahwa logistik obat-obatan tersedia di posko banjir mulai dari obat biasa hingga infus. “Obat-obatan lengkap, tim medis juga dibantu dari swasta, jadi buka selama 24 jam dibagi tiga shift,” kata Fitri.
Salah seorang pasien korban banjir, Yayah sampai sekarang masih menunggu pemulihan akibat sakit yang diderita. Ia enggan dirujuk meskipun kondisinya cukup lemah akibat diare. “Saya adalah orang pertama masuk ke sini,” ujar Yahya, warga RT 7 di PGP.
Perempuan berusia 50 tahun ini sakit akibat kelelahan pada saat melakukan evakuasi barang-barang di rumahnya terkait banjir tersebut. Karena kondisinya semakin lemah, dia segera menuju ke posko kesehatan kemarin pukul 10.00 WIB. “Langsung diinfus, ini baru dilepas,” katanya.