Layanan pengiriman anak ini bermula ketika parcel post service di Amerika mengalami popularitas yang cukup signifikan, karena banyaknya masyarakat yang memanfaatkan jasa layanan tersebut untuk mengirimkan barang, bahkan jenis barang yang dikirimkan terbilang aneh seperti peti mati. Pagawai pos pun akhirnya menambah batas maksimum untuk berat barang yang dapat dikirim yaitu 50 pon atau setara dengan 22.68 kilogram.
Melihat tidak adanya ketentuan pada peraturan pos paket khusus tentang larangan pengiriman manusia. Sepasang suami-istri, Jesse dan Mathilda Beagle di Glen Este, Ohio, memiliki ide untuk mengirimkan anak mereka ke rumah orangtuanya yang berjarak 1mil dari rumah. Berhubung mereka juga tidak memiliki uang untuk membeli tiket kereta, sehingga memilih untuk mengirimkan putranya yang masih bayi dengan berat 4.5 kilogram lewat pos. Mereka mengeluarkan biaya 15 sen dolar serta asuransi sebesar 50 U$D (pada tahun 1943)
Pada tanggal 27 Januari 1914, Savis dari Pine Hollow, Pennsylvania, juga mengirimkan anak perempuan mereka ke rumah kerabat di Clay Hollow oleh James Byerly dengan membayar 45 sen dollar.
Kejadian serupa juga dialami oleh Charlotte May Pierstorff saat itu ia berusia enam tahun, mempunyai keinginan untuk mengunjungi tempat neneknya di Grangeville, Idaho, jauhnya sekitar 73 mil dari rumah. Namun, keluarga tidak mampu untuk membeli tiket kereta api yang serharga $ 1,55. Hal tersebut membuat orang tuanya mencari cara alternatif untuk mengirimkan putrinya tersebut lewat pos.
Di jaket yang dikenakan oleh May terpasang prangko senilai 53 sen dollar. Ia diantar oleh sepupu ibunya, Leonard Mochel, yang bekerja sebagai juru tulis di Lewiston, Idaho, untuk layanan pos kereta api.
Perjalanan May ini menjadi legendaris dan terkenal ketika kisahnya diangkat dalam buku anakĀ ‘Mailing May’
Layanan ini hanya berlangsung sampai pada tahun 1915. Setelah itu pemerintah melarang adanya pengiriman anak/manusia.
source:kaskus