Lynn D, 34 tahun, warga negara Jerman, terlahir dengan kelamin ganda, yakni organ kelamin laki-laki dan perempuan. Ketika usianya baru 2 tahun, dia sudah mengalami sejumlah operasi.

Dikutip dari edition.cnn.com, Minggu, 30 Desember 2018, orang tuanya menceritakan kepada Lynn, dokter memutuskan melakukan operasi pengangkatan testis dan penis, namun dokter juga mengangkat ovariumnya. Ketika itu, dokter khawatir ovarium Lynn bisa berkembang menjadi kanker.

Namun saat dewasa Lynn menilai tidak ada alasan medis untuk dilakukannya operasi semacam itu. Dia pun geram karena operasi dilakukan dengan motivasi yang meragukan.

“Dokter menyarankan kepada orang tua saya agar jangan pernah mengatakan pada saya mengenai jenis kelamin saya dan mereka membesarkan saya sebagai anak perempuan. Namun itu tidak berhasil karena saya bukan perempuan,” kata Lynn, yang tak mau dipublikasi nama keluarganya.

Lynn mengalami kasus intersex, sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi seseorang dilahirkan dengan anatomi seksual ganda dan tidak sesuai dengan definisi laki-laki atau perempuan.

“Saya diberikan label perempuan. Saya ingin menjadi perempuan, tetapi ini tidak berhasil. Saya merasa lebih nyaman ketika bersama anak laki-laki, jadi saya fikir saya ini laki-laki, tetapi saya menyadari saya pun bukan laki-laki. Jenis kelamin laki-laki pun mulai memarginalkan saya. Saya tidak punya koneksi yang baik dengan tubuh saya dan tak seorang pun membantu saya dengan hal ini,” kata Lynn.

Lynn menyadari dia adalah golongan intersex dalam sebuah sesi terapi atau ketika usia 20 tahun. Awalnya, sulit bagi Lynn untuk menerima dia merupakan intersex. Di masa-masa awal, dia merasa seperti alien atau orang dari suatu planet. Namun lambat-laun, dia mulai memahami dirinya.

Kendati Lynn lebih bisa menerima sebutan laki-laki bagi jenis kelaminnya, dia tetap berharap ada kata spesifik dalam bahasa Jerman untuk menyebut orang -orang intersex. Dia pun berharap masyarakat suatu hari nanti bisa mengerti apa itu intesex, yakni hidup di luar jenis kelamin laki-laki dan perempuan serta mau menerima golongan jenis kelamin ini di kehidupan sosial.

Terkait kelompok masyarakat intersex dan orang tua yang memiliki anak-anak intersex, konstitusi Jerman membuat suatu gebrakan. Jerman menjadi negara pertama di Uni Eropa yang menawarkan jenis kelamin ketiga dalam akta lahir, yakni jenis kelamin intersex.

Mereka yang terlahir intersex atau orang tua dengan bayi-bayi mengalami intersex tak perlu menulis jenis kelamin laki-laki atau perempuan di akta lahir mereka. Undang-undang mengenai hal ini telah disahkan parlemen Jerman pada awal Desember ini dan dipuji oleh para aktivis sebagai revolusi kecil.

Tonggak disahkannya undang-undang ini ketika pada 2017 pengadilan konstitusi mengabulkan permohonan seorang pemohon yang mengalami intersex. Dia ingin mengubah jenis kelamin yang tertera di akta lahirnya dari perempuan menjadi ‘beragam’.

Source:  edition.cnn