Apa Jadinya Jika negara agamis seperti Arab saudi menerima Investasi besar – besaran dari negara Komunis China
Investasi Cina di Arab Saudi melambung 100 persen dalam semester pertama tahun 2019, sehingga menandai babak baru hubungan kedua negara dalam hal investasi.
“Kami telah melihat pertumbuhan luar biasa besar perusahaan-perusahaan Cina di Kerajaan. Kenaikan 100 persen di pasar Saudi dalam pertengahan 2019 dibandingkan dengan tahun lalu,” kata Sultan Mufti, wakil gubernur Otoritas Investasi Umum Arab Saudi atau SAGIA yang membidangi objek wisata dan pengembangan investasi, dalam wawancara dengan Arab News, 29 Juli 2019.
Menurut Mufti, setelah delegasi Cina berkunjung ke SAGIA pada Kamis lalu, hubungan kedua negara semakin erat sebagai mitra strategis.
Hubungan dagang kedua negara juga sudah berlangsung lama dan keduanya tumbuh dengan inisiatif kepentingan keduanya.
Menurut Mufti ada sejumlah persamaan antara Cina dan Arab Saudi terkait dengan hubungan dagang kedua negara yang sudah berlangsung lama.
Persamaan antara Cina dan Arab Saudi dalam kerangka ekonomi masing-masing negara di antaranya, Cina dan Arab Saudi merupakan anggota G20. Kemudian, jika Arab Saudi di bawah kepemimpinan putra mahkota Mohammed bin Salman memiliki program kerja yang disebut VISION 2030, maka Cina memiliki program Belt dan Road Initiative.
“Ada banyak peluang dalam sektor strategis sebagai hasil dari Vision 2030. Belt and Road Initiative membuka jalan bagi Cina untuk memasuki ekonomi Saudi, dan banyak perusahaan Cina akan memiliki pengalaman relevan dengan rencana kami,” ujar Mufti.
Selain itu, menurut Mufti, perusahaan-perusahaan Cina berinvestasi di sektor petrokimia, manufaktur, pertambangan dan energi terbarukan di Arab Saudi.
Untuk memperkuat kerja sama kedua negara dalam bidang investasi, SAGIA akan membuka kantor di Cina. Mufti mengatakan, proses persetujuan pendirian kantor telah rampung dan segera beroperasi tanpa menunggu pembukaan kantor secara fisik.
source: tempo