Hoarding disorder
Paling besar kemungkinannya orang ini menderita Hoarding disorder dan biasa disebut HOARDER, Hoarder terjadi biasanya karena seseorang berpikiran suatu barang itu sayang sekali dibuang dan dijual walaupun sudah rusak dan berpikir suatu saat bisa diperbaiki ataupun dipakai nanti atau suatu saaat,padadahal seiring waktu barang tersebut tidak dipakai dan menumpuk didalam rumah ataupun gudang dan menjadi seperti tumpukan sampah.
Orang-orang dengan ketegori ini tidak hanya sekedar menyimpan barang-barang mereka, tetapi mereka merasa resah jika harus membuang barang-barang itu. Semacam obsesif kompulsif (misalnya tindakan kita berulang kali mengecek pintu apakah sudah dikunci atau belum? Jika tidak mengeceknya lagi, akan timbul keresahan, bertanya tanya, apakah sudah benar-benar dikunci atau belum?).
Penderita akan marah apabila barang-barangnya dibersihkan bahakan memiliki emosi apabalia barang yang ditumpuknya tidak berada ditempat yang ia letakan
Orang-orang yang menderita Hoarding Disorder memiliki ciri-ciri rumahnya atau kamarnya (jika ngekos) penuh dengan barang-barang yang tidak terpakai, atau bisa kita bilang sampah. sehingga orang akan kesulitan untuk berjalan di dalamnya. Harus melewati barang barang yang berserakan.
Kondisi semacam Hoarding disorder disebut sebagai gangguan kejiwaan. Gangguan ini ada beberapa taraf. Untuk yang ringan biasanya penderita masih bisa hidup secara normal. Tetapi untuk yang taraf berat, kehilangan salah satu benda itu akan menimbulkan dampak emosional seperti marah, sedih, cemas, dan depresi. Penderita pada taraf seperti ini pastinya akan mengalami banyak masalah dengan sekitarnya. Dan, mereka ini malu lho atas sikap mereka sendiri. Karena itu mereka cenderung mempunyai pergaulan sosial yang terbatas. Mereka cenderung menghindari kemungkinan yang membuat orang tahu kebiasaan buruknya.
Apa sih penyebab kondisi ini?
Penyebab pastinya sih belum diketahui, tetapi biasanya karena adanya PIKIRAN Bahwa suatu barang itu dapat dipakai atau digunakan lagi. sehingga merasa sayang untuk dibuat dan berfikir bisa di daur ulang.