Investor Grab dan Tokopedia, Softbank Group, mencatat rugi bersih tahun fiskal 2019 sebesar US$ 8,9 miliar atau setara Rp 133,5 triliun (asumsi Rp 15.000/US$) akibat terimbas pandemi dan kesalahan investasi di startup co-working space, WeWork.
Kerugian ini lebih besar dari proyeksi perusahaan sebelumnya sebesar US$8,4 miliar. Saat itu, manajemen sudah mengingatkan investor terkait kondisi ‘pasar yang memburuk’.
Dalam keterangan pers, SoftBank mengungkapkan divisi investasinya termasuk Vision Fund mendanai para startup unicorn dunia yang terkena dampak buruk dari pandemi Covid-19. Divisi ini melaporkan kerugian operasional 1,36 triliun yen atau setara US$12,6 miliar
“Bila pandemi corona terus berlanjut akan membuat ketidakpastian pada bisnis investasi selama satu tahun fiskal berikutnya,” demikian penyataan perusahaan seperti dilansir dari AFP, Minggu (25/5/2020).
Kebijakan ini pun sering mendapatkan kritikan karena beberapa kali Masayoshi berani berspekulasi untuk menyuntikkan dana besar bagi startup dengan model bisnis tak jelas.
Apalagi SoftBank kini harus berurusan dengan Wework. Masayoshi mengakui keputusannya untuk investasi di WeWork sebagai sebuah kebodohan. Anjloknya valuasi startup ini juga menjadi salah satu faktor penyebab SoftBank rugi besar.
“Bodoh sekali saya berinvestasi di WeWork. Saya salah,” ujar Masayoshi Son dalam analis meeting seperti dilansir dari Business Insider.
WeWork awalnya merupakan anak emas SoftBank. Perusahaan investasi asal Jepang ini royal menyuntikkan dana ke perusahaan demi mengejar pertumbuhan bisnis. Namun kemudian diketahui perusahaan memiliki masalah tata kelola yang membuat investor pasar modal enggan berinvestasi di startup ini.
WeWork hampir bangkrut ketika gagal melantai di bursa saham Amerika Serikat (AS) dan terjebak dalam kebiasaan bakar uang. Untuk menyelamatkan perusahaan, SoftBank memberikan dana talangan dan diperkirakan telah menyuntikkan dana hingga US$18,5 miliar atau setara Rp 277,5 triliun (asumsi Rp 15.000/US$).
Per Maret 2020, valuasi WeWork sudah jatuh ke US$2,7 miliar. Desember 2019, valuasinya US$7,3 miliar. Sebelum IPO, valuasi perusahaan ditaksir US$49 miliar.
source:cnbcnews