Menurut perusahaan keamanan cyber, Recorded Future, dalam laman Daily Mail, 11 Juli 2018 menyatakan bahwa mereka menemukan penjarahan data yang dilakukan oleh para peretas. Informasi itu diketahui pada Selasa, 10 Juli 2018.
Pesawat MQ-9 Reaper digunakan militer Amerika untuk melakukan serangan dan misi mata-mata. File yang dicuri termasuk e-book kursus pemeliharaan dan daftar penerbang yang ditugaskan untuk mengendarai persawat tersebut.
Anehnya, menurut pihak Recorded Future, peretas tampaknya tidak berafiliasi dengan pemerintah asing. “Itu tidak seperti peretas, karena bisa mencuri rahasia militer di tempat pertama,” ujar pihak Recorded Future.
Peretas tidak dikenal itu diduga mencoba menjual dokumen militer Amerika yang dicuri melalui website gelap. Recorded Future juga melakukan eksploitasi terhadap masalah di jaringan internet router Netgear untuk masuk ke komputer seorang kapten di Pangkalan Angkatan Udara Creech di Nevada.
Selama bertahun-tahun, pengguna Netgear telah diperingatkan untuk mengubah kata sandi ketika diinstal. Karena jika tidak diganti dengan yang baru, siapa pun bisa masuk ke jaringan tersebut.
Peretas juga diduga memiliki data pengguna jaringan internet router Netgear. Namun, peretas itu tidak tahu nilai dokumen yang dicurinya, peretas mencoba menjualnya di forum terbuka seharga US$ 150 hingga US$ 200 atau setara dengan Rp 2 juta hingga Rp 2,8 juta.
Recorded Future telah menerima screenshots dari beberapa dokumen saat menyamar sebagai pembeli potensial. Menurut laman Wall Street Journal, kasus tersebut saat ini sudah dilaporkan ke pemerintah untuk ditindak lanjuti.
source: daily mail, wallstreet journal