Baru-baru ini memang Pemerintah Jerman mengizinkan azan dikumandangkan di masjid dengan pengeras suara yang bisa didengar hingga beberapa kilometer dari lingkungan masjid. Sebelumnya azan hanya dibolehkan di dalam masjid tapi tidak sampai ke luar masjid.
Kebijakan baru Pemerintah Jerman ini diberlakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap penutupan tempat-tempat ibadah selama wabah virus corona. Bagi kalangan umat Kristiani juga demikian, karena gereja juga ditutup maka pada waktu-waktu tertentu lonceng dibunyikan sebagai tanda untuk menyerukan doa. Dan bagi umat Islam tanda itu adalah dengan mengumandangkan azan secara terbuka.
Kebijakan itu juga merupakan bagian dari bentuk solidaritas sesama umat beragama atas pademi virus corona atau Coronavirus Disease-2019 (Covid-19). Jadi, diizinkannya azan secara terbuka di masjid-masjid di Jerman sekarang merupakan bentuk dukungan terhadap komunitas muslim Jerman secara spiritual.
Sebelumnya pada tahun lalu, seperti dilansir media Anadulo Agency, Presiden Jerman Frank Walter Steinmeier juga telah menyerukan agar antar umat beragama lebih banyak pengertian, saling menghormati, dan toleransi. Fran Walet Steinmeier sendiri menunjukkan dukungannya terhadap solidaritas itu dengan berkunjung ke sebuah masjid di selatan Kota Penzberg.
Steinmeier juga memuji komitmen komunitas Islam di Kota Penzerg. Ia juga berterima kasih kepada warga di Penzberg yang mau merangkul komunitas Islam dengan begitu banyak keterbukaan dan rasa hormat.
Kini Jerman sebagai negara dengan penduduk lebih 83 juta orang itu merupakan negara dengan populasi muslim terbesar kedua di Eropa setelah Prancis. Meski demikian, partai-partai ekstrem sayap kanan di Jerman masih tetap mempropagandakan Islamofobia.