Pegawai secara tidak sadar berperilaku dan berpakaian berbeda dalam lingkungan kantor yang terbuka dan modern. Hal ini diungkapkan sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Gender, Work and Organization.
Penelitian ini dilakukan oleh Anglia Ruskin University dan University of Bedfordshire selama tiga tahun menganalisis perilaku sekitar 1.000 karyawan di otoritas lokal Inggris. Karyawan tersebut berpindah dari enam gedung departemen terpisah menjadi satu gedung kantor baru yang modern.
Desain bangunan menggunakan kaca luas yang tergabung luas besar dan terbuka serta kolektif. Tujuannya untuk mengikis batas-batas hierarkis dan departemen.
Wawancara dengan pegawai ini menemukan banyak contoh dari mereka, terutama perempuan. Mereka cenderung mengubah perilaku dan pakaian mereka karena bekerja di lingkungan yang selalu terlihat. Beberapa orang mengatakan bahwa mereka merasa terekspos dalam situasi tertentu. Misalnya ketika mereka memiliki berita buruk dan merasa emosional.
Ada juga persepsi yang dibuat oleh sesama pegawai soal gaya berpakaian mereka. Analisis menunjukkan bahwa anggota staf yang lebih senior diidentifikasi dengan pakaian cerdas dan gaya berjalan yang tegas. Asumsi juga dibuat berdasarkan terlihatnya staf senior yang cenderung beredar ke area yang lebih luas. Sedangkan, staf junior cenderung tinggal di area kerja mereka sendiri.
Penulis utama studi ini, Alison Hirst dari Anglia Ruskin University mengatakan, “Ketika pindah dari ruang kantor yang tertutup dan tersekat-sekat, menjadi ruang kerja terbuka, transparan, dan bergerak bebas, pekerja kantor lebih sadar akan visibilitas mereka menjadi merasa tidak nyaman daripada bebas.”
“Perempuan lebih merasa cemas karena merasa terus diawasi dan harus berpakaian dengan cara tertentu. Namun, ada bukti lain bahwa para pegawai merasa lebih setara. Karena semua orang lebih mudah dijangkau di ruang terbuka. Hal itu juga dianggap sebagai kesempatan untuk berpakaian lebih cerdas dan memenuhi identitas baru,” tambah Hirst.
Para peneliti menyarankan agar kantor modern dapat mendorong citra pegawai ideal yang menyatukan cara bertindak dan berinteraksi. Hal itu tidak hanya digambarkan seperti gerakan aktif dan pertemuan spontan yang memadukan maskulin dan feminin. Tetapi juga interaksi tatap muka yang intens dan hubungan yang mendalam serta membangun.
source: Tempo