Penyelam Indonesia telah menemukan casing perekam suara kokpit (CVR) dari pesawat Sriwijaya Air yang jatuh ke Laut Jawa minggu lalu, tetapi masih mencari unit memorinya, kata seorang perwira angkatan laut pada hari Jumat.

Awal pekan ini, penyelam mengangkat dari dasar laut apa yang disebut kotak hitam, perekam data penerbangan (FDR), dari jet Boeing Co 737-500 berusia 26 tahun. Penerbangan SJ 182 jatuh ke Laut Jawa beberapa menit setelah lepas landas dari Jakarta dengan 62 orang di dalamnya Sabtu lalu.

Penyelidik kecelakaan udara telah mengunduh data dari FDR, yang mereka harap akan membantu menentukan penyebab kecelakaan itu meskipun juga ingin mendengar rekaman suara kokpit.

“Kami telah menemukan tubuh atau casing (CVR), kami telah menemukan suar dan sekarang kami sedang mencari ingatannya,” kata perwira Abdul Rasyid kepada wartawan di atas kapal angkatan laut Rigel, yang disiarkan langsung di televisi.

Para ahli mengatakan sebagian besar perekam memiliki wadah yang diperkuat berisi memori atau selotip, sasis yang dirancang untuk memasangnya di tempatnya dan suar pencari lokasi bawah air. Abdul yakin penyelam akan menemukan unit memori tersebut dalam beberapa hari ke depan, menambahkan bahwa kotak hitam pesawat biasanya kuat dan dapat menahan benturan yang cukup besar.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Indonesia telah berhasil mengunduh informasi dari FDR yang berisi 330 parameter dan “semuanya dalam kondisi baik”, kata panitia dalam sebuah pernyataan, Jumat.

Parameter adalah acuan jumlah data yang direkam dari berbagai sistem pesawat termasuk jalur penerbangan, kecepatan, tenaga mesin, dan konfigurasi flap. KNKT mengatakan, data FDR memastikan kedua mesin pesawat telah beroperasi saat pesawat menghantam air, seperti yang dinyatakan sebelumnya berdasarkan bangkai pesawat.

KNKT berencana untuk mengeluarkan laporan awal dalam 30 hari setelah kecelakaan itu, sesuai dengan standar internasional, kepala badan tersebut mengatakan kepada Reuters pada hari Kamis. Operasi pencarian, yang semula direncanakan selama seminggu, diperpanjang tiga hari lagi untuk menemukan lebih banyak korban dan memulihkan bagian-bagian pesawat.

Kecelakaan Sriwijaya adalah bencana penerbangan terbesar di Indonesia sejak Oktober 2018, ketika 189 orang tewas di dalam pesawat Lion Air Boeing 737 MAX yang jatuh ke Laut Jawa segera setelah lepas landas.


Source : Reuters