Untuk orang Jepang sendiri saya pernah membahas kenapa banyak marga orang Jepang mempunyai nama yang sama meskipun mereka bukan keluarga/ saudara disini:
Suatu hari saya mendapat instruksi dari sachou untuk mengadakan meeting dengan dua sachou (presiden direktur) orang Jepang perusahaan kolega. Sebut saja PT. A dan PT. B. Sachou-pun memberikan kartu nama keduanya supaya saya bisa mengirimkan e-mail perihal undangan tersebut. Saya tidak ambil pusing waktu mengirim undangan dan lempeng aja. Sampai hari meeting tiba saya yang menjadi notulis baru sadar nama kedua marganya sama yaitu Sato. Saya perhatikan mereka memanggil nama marga masing-masing saat berdiskusi lol. Mungkin karena saling berhadapan dan bisa lebih mudah dipahami siapa Sato-san yang mereka maksud dengan sorotan mata penanya kan. Lagipula setiap berbicara tidak akan memanggil nama terus menerus. Panggilan nama biasanya berlaku saat perkenalan dan awal mulainya diskusi/ pembicaraan saja.
Yang sulit justru adalah pihak ketiga. Disitu saya mulai bingung bagaimana cara memanggil salah satunya karena dalam dunia bisnis Jepang akan sangat tidak sopan memanggil kolega apalagi yang jabatannya diatas kita dengan nama depan. Jika saya panggil Sato-san, Sato-sachou atau sachou saja keduanya akan merasa terpanggil. ?゚リナ?
Saat itu juga saya mengirim chat via skype ke senpai saya yang orang Jepang untuk meminta saran. Dan dia menjawab untuk melampirkan nama perusahaannya saja. Contohnya ‘Sato-san no PT. A’ dan ‘Sato-san no PT. B’. Itu jika kasusnya dalam konteks bisnis dengan marga sama dan jabatan sama. Lalu saya juga punya rekan kerja 3 orang bermarga Hoshino di kantor pusat saya di Jepang namun berbeda divisi. Jika bertemu dan berdiskusi dengan mereka bertiga saya lampirkan nama divisinya misal Hoshino-san dari divisi SDM (Hoshino-san no jinjibu), Hoshino-san dari divisi sales (Hoshino-san no eigyoubu) dan sebagainya.
Jika untuk teman dekat atau informal baru saya berani menggunakan nama depan mereka. Saya punya dua teman orang Jepang dengan nama Ishikawa Narumi dan Ishikawa Rui dan mereka bukan keluarga/ saudara. Saat berkumpul bersama mereka saya panggil Narumi-chan dan Rui-kun. Seperti itu kira-kira gambarannya. Saya juga pernah iseng bertanya apakah ada pengantin yang sebelumnya memang bermarga sama tapi bukan keluarga/ saudara. Dan teman saya menjawab itu bisa saja terjadi tapi jarang sekali.
Saya juga punya banyak teman dan kolega orang Korea. Dan mereka rata-rata banyak yang mempunya marga sama meskipun tidak ada ikatan darah. Yang paling umum adalah marga Lee dan Kim. Tidak seperti kebudayaan Jepang, kebudayaan berbahasa di Korea masih bisa mentolerir penggunaan nama depan meskipun kepada orang baru sekalipun. Jadi tidak sesulit jika berinteraksi dengan orang Jepang,