Kasus penyebaran virus corona (covid-19) di Kabupaten Wonogiri sudah nol kasus.
Menurut Bupati Wonogiri,Joko Sutopo, dari 10 kasus yang ada di Wonogiri, satu orang meninggal dunia, sembilan orang lainnya diklaim sudah sembuh.
Terakhir, ada lima orang pasien positif yang dirawat di rumah sakit.
“Kami sudah zero Covid-19 sejak empat hari lalu. Terakhir lima warga kami yang dirawat sudah sembuh setelah hasil test swab Covid-19 negatif,” kata Jekek, sapaan akrab Joko Sutopo, kepada Kompas.com, Minggu (31/5/2020) siang seperti dikutip Tribunnews.
Jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) juga menurun, yakni menjadi dua orang yang masih dirawat, 51 orang sembuh, empat orang meninggal dunia.
Sementara untuk orang dalam pemantauan (ODP), dari 806 orang, masih ada 69 yang masih dipantau.
Setelah ini, Jekek mengatakan akan menyiapkan langkah pemulihan dampak Covid-19.
Kepada warga, dia juga mengimbau agar menerima pasien yang sembuh dengan baik.
Sebab dengan penerimaan yang baik, kondisi pasien dapat segera membaik seperti sediakala.
Jekek juga menerangkan, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 bisa mencapai 94 persen asal pasien disiplin dan patuh mengikuti petunjuk tim medis.
Seperti halnya yang terjadi pada Purwadi, seorang pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Soediran Mangun Sumarso (SMS) Wonogiri dan berhasil sembuh.
Dia menceritakan kronologi sehingga terinfeksi Covid-19, sekitar pertengahan awal Maret lalu.
“Saya sopir ekspedisi sempat menginap dua malam di Bogor. Setelah itu pulang ke Wonogiri. Tiga hari kemudian merasa pusing, panas, tenggorokan sakit. Lalu setelah diperiksa, saya dirawat di RSUD,” tuturnya, Sabtu (11/4/2020).
Pria warga Dusun Pondok, Desa Mlokomanis Kulon, Kecamatan Ngadirojo, Kabupaten Wonogiri itu mengungkapkan, ia sempat dirawat beberapa pekan di RSUD SMS Wonogiri.
Selama diisolasi, Purwadi mengikuti petunjuk tim medis.
Dia tidak diberi jamu atau ramuan apapun untuk mengobati penyakitnya dan hanya diberi obat-obatan dan suplemen medis dari rumah sakit.
“Selama dirawat, saya hanya berdoa supaya segera diberi kesehatan. Selain itu harus sabar. Setiap pagi dan sore saya berolah raga,” terangnya.
Dokter Enny Sudaryati yang merawat Purwadi menerangkan, kunci utamanya adalah semangat untuk sembuh.
Pihaknya mengaku sempat khawatir masa isolasi yang terlalu lama akan membuat pasien depresi sehingga justru semakin membuat kondisi mereka menurun.
Namun, kekhawatiran itu tak terjadi karena pasien bisa menghibur diri dengan membuat status di media sosial melalui ponselnya dan berbagi pengalamannya selama diisolasi.
“Setiap hari kami menanyakan keluhannya apa? Katanya lapar terus. Ya sudah, bebas minta satu porsi, dua porsi atau berapa pun bebas,” kata sang dokter.
Sejak 11 April, Purwadi telah dinyatakan sembuh dan negatif Covid-19.
“Teman-teman PDP selalu tetap bersemangat. Jangan lupa menjalankan pola bersih hidup sehat, mencuci tangan dengan sabun, dan olah raga,” katanya.