Di era serba internet dan digital seperti sekarang ini, laptop adalah salah satu perangkat “wajib” untuk bekerja. Apalagi bagi para petinggi perusahaan teknologi di Silicon Valley. Tapi rupanya tidak demikian dengan Jack Dorsey. Jack Patrick Dorsey (lahir 19 November 1976) adalah seorang programmer komputer Amerika dan pengusaha internet yang merupakan co-founder dan CEO Twitter, dan pendiri dan CEO Square, sebuah perusahaan pembayaran seluler.

Pendiri sekaligus CEO Twitter tersebut mengaku tidak memiliki laptop dan tidak pula menggunakan alat itu untuk bekerja. “Saya tidak punya laptop, tidak, saya melakukan semuanya di ponsel saya,” ujar Dorsey ketika ditanya oleh presenter 9 News, Deb Knight dalam sebuah acara talkshow di kantor Twitter di Sydney, Australia, Jumat (25/5/2018) waktu setempat.

Di Kota Oakland pada tahun 2000, Dorsey memulai perusahaannya untuk mengirim kurir, taksi, dan layanan darurat dari Web. Proyek dan ide lainnya saat ini termasuk jaringan perangkat medis dan “pasar layanan tanpa hambatan”. Pada bulan Juli 2000, membangun pesan pengiriman teks dan terinspirasi sebagian oleh LiveJournal dan oleh AOL Instant Messenger, dia memiliki ide untuk layanan komunikasi pesan singkat / status realtime berbasis web.

Ketika dia pertama kali melihat implementasi dari pesan instan, Dorsey bertanya-tanya apakah output status pengguna perangkat lunak dapat dibagikan dengan mudah di antara teman-teman. Dia mendekati Odeo, yang pada saat itu kebetulan tertarik dengan pesan teks. Dorsey dan Biz Stone memutuskan bahwa teks SMS sesuai dengan ide pesan status, dan membangun prototipe Twitter dalam waktu sekitar dua minggu. Ide ini menarik banyak pengguna di Odeo dan investasi dari Evan Williams, yang meninggalkan Google setelah menjual Pyra Labs dan Blogger.

Pada usia empat belas tahun, Dorsey menjadi tertarik dalam pengiriman rute. Beberapa perangkat lunak open-source yang ia buat di bidang logistik pengiriman masih digunakan oleh banyak perusahaan taksi.

Dorsey kuliah di University of Missouri – Rolla selama dua tahun lebih (1995–1997) sebelum pindah ke New York University, tetapi ia keluar pada tahun 1999, satu semester lebih singkat dari lulus. Dia pertama kali muncul dengan ide yang ia kembangkan sebagai Twitter saat belajar di Universitas New York.

Dorsey menjelaskan bahwa dia belakangan sudah jarang mengetik dan lebih banyak mengandalkan voice dictation untuk menulis. Tapi kenapa Dorsey tidak menggunakan laptop? Dia rupanya tak mau perhatiannya tersedot oleh berbagai macam hal yang ada di laptop. Ketika menggunakan ponsel pun, Dorsey mematikan notifikasi supaya tak terganggu dan bisa konsentrasi mengerjakan satu hal saja.

“Saya hanya buka satu aplikasi dalam satu waktu. Jadi, saya bisa sangat fokus dengan apa yang ada di depan, ketimbang direcoki macam-macam seperti saat memakai laptop,” imbuh Dorsey, sebagaimana dirangkum dari Mashable. Sebagai bos salah satu perusahaan media sosial terpopuler di dunia, Dorsey justru menghindari terlalu banyak memakai ponsel. Dia sengaja tak mengecek ponsel begitu bangun tidur dan baru melakukan hal tersebut sebelum berangkat ke kantor.

Kebiasaan Dorsey itu diterapkan pula ke perusahaan Twitter. Saat rapat, perserta diharuskan menyimpan laptop dan ponsel masing-masing supaya bisa benar-benar fokus pada masalah yang dibahas. “Kalau ponsel dibuka, laptop dibuka, dan ada banyak hal yang (notifikasi, e-mail, dan lain-lain) yang menyerbu kita, maka kita hanya akan terganggu,” ujar Dorsey.


Sumber:
Mashable