EO Bukalapak Achmad Zaky menyatakan mengundurkan diri dari kepemimpinannya di Bukalapak. Ia menuliskan kisah perjalanannya bersama perusahaan yang dirintis selama 10 tahun ini. “Tak pernah terbayangkan kami sebesar ini sekarang,” tulis dia di laman Facebook, Selasa, 10 Desember 2019.
Achmad Zaky mengatakan, adanya Bukalapak berawal dari mimpinya untuk dapat menghidupi banyak orang. Ia pun bangga saat ini Bukalapak dapat memberikan banyak manfaat kepada jutaan masyarakat Indonesia, lewat situs jual-belinya tersebut.
Saat merintis Bukalapak, kantor yang ia tempati bersama kawan-kawannya, bukanlah kantor mewah nan megah. Bahkan, Zaky menyebut manajemen mereka ala kos-kosan saat merintis perusahaan tersebut. “Dari waktu ke waktu manajemen kami semakin modern dan saya bisa bilang kini perusahaan ini sudah menerapkan best practice perusahaan teknologi kelas dunia,” kata dia.
Bukapalak semakin menunjukkan kematangan sebagai perusahaan rintisan. Sebab itu, Zaky bersama para pendiri Bukalapak ingin melakukan regenerasi. Hal tersebut, dilakukan demi kemajuan Bukapalak, sehingga menurut Zaky, manfaatnya akan semakin besar untuk masyarakat.
Achmad Zaky berujar, ia akan melepas jabatannya sebagai Bos Bukalapak pada 6 Januari 2020. Ia akan menyerahkan jabatan tersebut ke Muhammad Rachmat Kaimuddin, yang merupakan salah satu sahabatnya. “Dia lulusan institusi pendidikan dunia seperti MIT dan Stanford,” kata Zaki.
Dalam beberapa minggu ke depan, Zaky akan memperkenalkan Rachmat kepada seluruh keluarga Bukalapak. Ia pun meminta, para karyawan Bukalapak untuk terus mendukung Rachmat dalam menjalankan pekerjaannya nanti sebagai bos baru Bukalapak.
Walaupun Bukalapak akan berpindah tangan, Zaky mengatakan akan terus membimbing Rachmat dalam menjalani perusahaan tersebut. Menurutnya, Bukalapak sudah seperti anaknya sendiri, sehingga ia akan sesekali main ke kantor, atau datang memberikan dukungan kepada Rachmat nanti.
Setelah hengkang dari Bukalapak, ternyata Achmad Zaky sudah mempersiapkan pekerjaan barunya. Ia akan melakukan kegiatan sosial dan mendirikan yayasan non-profit.”Sampai bertemu nanti di peran saya yang berbeda, kita tetap satu keluarga,” kata dia.
source:tempo