Penerapan Bahan Bakar Minyak (BBM) Biodiesel B20 di Indonesia sempat membuat para produsen otomotif khususnya dari Jepang heran. Mengapa demikian?
Sebab di negara lain, komposisi campuran nabati pada bahan bakar diesel hanya mentok samai B7 saja. Sehingga, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Putu Juli Ardika sangat optimistis bahwa Indonesia dapat melangkah lebih jauh dan bahkan menjadi trendsetter dunia dalam pemanfaatan Biodiesel.
“Indonesia merupakan negara pertama di dunia yang memiliki B20. Di luar negeri mentok itu sampai B7 saja. Hal ini karena kita memiliki minyak sawit (Crude Palm Oil atau CPO) yang melimpah sehingga harus dimanfaatkan,” katanya dalam Diskusi Pintar Forum Wartawan Otomotif Indonesia (Forwot), Jakarta.
“Iya, sewaktu saya ke Jepang, produsen sana juga sempat kaget bahwa ada Biodiesel B20. Dan sempat pesimistis juga. Setelah mereka lakukan tes, pada akhirnya diterima dan dinyatakan aman,” lanjut Cahyo Setyo Wibowo dari LEMIGAS di kesempatan sama.
B20 sendiri merupakan bahan bakar mesin diesel yang terdiri dari campuran solar (cetane number 48) dengan biodiesel atau kelapa sawit 20 sesuai SK Dirjen Migas Nomor 27 tahun 2016.
Indonesia merupakan negara pertama di dunia yang memanfaatkan B20 secara luas. Kini, bahan bakar tersebut mulai dikonsumsi oleh kendaraan komersil dan baru saja diuji ke kereta api.
Setelah B20, Pemerintah menyiapkan uji jalan B30 yang diprediksi bisa mulai dilakukan pada awal 2019. Rencananya, B30 mulai diimplementasikan pada 2021 menggantikan B20 sebagai perluasan fungsi Biodiesel.
Sumber: Detiknews