Mike, seorang mualaf asal Amerika Serikat (AS) mengisahkan cara dia menahan lapar. Romig masuk Islam pada 2011.
Di tahun keduanya menjalani puasa, pada 2012, dia bertekad puasa sebulan penuh. Sehari jelang Ramadan, dia berfoya-foya menu makan enak.
Saat sahur, pukul 04.10 pagi, dia menghabiskan berliter-liter air minum. Selain itu, dua cangkir kopi dia tenggak habis.
Sang istri menertawakan perilaku aneh Mike. Tapi, Mike tidak memperdulikan.
Selain Mike, kisah mualaf lain saat berpuasa dirasakan Mellinda Kerhulas. Perempuan berusia 42 tahun itu bekerja sebagai pengusaha makanan. Kegiatan pertama berpuasa awal mualaf sangat banyak menguras tenaga tetapi bila punya kesungguhan melakukannya ptu semua dapat dijalankan dengan mudah.
Teguh Hadapi Godaan
Meski beberapa kali sempat menyerah, dia tetap teguh. Dia berdoa dan kembali mengingat tujuannya berpuasa.
“Setiap kali saya merasa lemah dan tidak sanggup melanjutkan (puasa) ini, saya mengingat kembali tujuan saya menjadi seorang muslimah. Saya berdoa, cahaya datang, dan hidup saya terasa indah dan penuh ketenangan. Saya merasa begitu dicintai dan indah, kekuasaan, kasih Allah mengalir begitu banyak kepada saya,” kata Mellinda.