Mungkin saat kamu menjadi mahasiswa, terutama yang berkuliah jauh dari tanah asal, seringkali mendapat pertanyaan maupun pernyataan yang merendahkan pendidikan. Pertanyaan maupun pernyataan tersebut seperti:
“Ngapain sih sekolah kok sampek jauh-jauh? Gak sayang uang?”
“Halah, sekolah tinggi-tinggi buat apa? Tuh si X kuliah terus sekarang pengangguran”
“Pak Y itu lo, cuman lulusan SD, bisa sukses, buka catering, naikin haji orang sekampung”
dst.
Pernyataan tersebut menurut saya kurang pantas untuk dilontarkan, karena menurut saya, pernyataan semacam itu hanya akan mematikan semangat untuk menuntut ilmu. Biasanya, jika saya menemui pernyataan semacam itu, saya hanya diam saja dan tak mau terpancing. Namun jika sudah keterlaluan, saya akan menjawab “Pinter aja gak jamin masa depan, apalagi kalo tolol” (maafkan jika bahasanya terlalu kasar, tapi kata “bodoh” masih terasa kurang mantap.)
2. Kuliah di jurusan X, maka akan kerja di Y (dimana Y merupakan pekerjaan yang kurang sesuai dengan X)
Biarkan saya menjelaskan, seringkali, sebagai seorang mahasiswa, kita dihadapi dengan pertanyaan, “kuliah jurusan apa?” dan setelah dijawab, maka akan disambung dengan, “oh, berarti nanti kerja di X ya?” Sebetulnya, ini merupakan cara basa-basi yang normal. Yang tidak normal adalah ketika “pekerjaan masa depan” tidak pas. Contoh yang dialami mahasiswa teknik mesin seperti saya ialah
Q : “Kuliah jurusan apa?”
A : “Teknik Mesin”
Q : “Oh nanti lulus kerja jadi montir ya?”
A : “…”
Bukannya ingin merendahkan pekerjaan montir, tapi target mahasiswa teknik mesin seperti saya adalah insinyur. Maka dari itu saya mempelajari hal seperti termodinamika, kalkulus, kimia dasar, dll. yang tidak digunakan pada pekerjaan montir