Semua orang pasti merasakan jatuh cinta. Drama televisi, film, lagu, puisi, dan buku-buku juga sangat sering membicarakan tema cinta. Tapi, meski tidak asing di telinga, definisi cinta tetap terasa tidak jelas bukan?
Kadang kita bingung, apakah kita benar-benar cinta dengan orang ini? Atau kita hanya terbawa nafsu sesaat seperti tertarik pada wajah, kebaikan, atau uang. Sebagian percaya bahwa cinta harus benar-benar tulus. Cinta juga harus selaras dengan kebahagiaan yang menyelimuti hati kita. Siapa sangka kalau itu teryata cuma mitos karena cinta tidak ‘semurni’ itu.
Ketulusan, kebahagiaan, kebaikan, dan hal-hal yang kita bicarakan tadi hanyalah secuil gambaran tentang jatuh cinta yang ternyata sangat kompleks. Melansir Bustle, beberapa relationship expert menuturkan pendapat mereka dan intinya cukup mengejutkan.
Kecocokan hanya awal dari rasa cinta
Mungkin ini yang sering orang maksud dengan jatuh cinta. Kita merasa klik, merasa cocok dengan seseorang entah pada pada pandangan pertama maupun kesekian. Rasa itu tiba-tiba datang, tanpa kita tahu apa alasannya. Menurut Aimee Hartstein, seorang relationship therapist, cinta memang membutuhkan kecocokan terlebih dulu.
Rasa ini yang kemudian sering digambarkan sebagai sebuah ketulusan yang sering dijadikan sebagai syarat untuk setiap orang yang mengaku sedang merasakan cinta. Padahal ini cuma awal, yang tidak bisa menggambarkan secara keseluruhan bagaimana cinta itu sebenarnya.
Selanjutnya, mencintai adalah pilihan kita
Rasa cocok tadi tidak akan menjadi apa-apa jika kita tidak menindaklanjutinya. Dan tindak lanjut itu adalah sesuatu yang bisa kita pilih. Kita lah yang memutuskan akan mengenalnya lebih jauh atau tidak. Kita yang memilih akan membuat rasa cocok itu tumbuh atau tumbang saat itu juga. Jadi mencintai seseorang memang sepenuhnya pilihan kita.
Keintiman fisik, intelektual, dan emosional adalah hal-hal yang akan memperkuat ikatan cinta, menurut Chris Armstrong, pendiri Maze of Love. Jadi jika kita memilih untuk tetap mencintai seseorang maka harus menginvestasikan tiga macam keintiman tadi.
Tetap setia juga pilihan, jadi bisa ‘dipaksakan’
Bridgette Hall, seorang matchmaker di Three Day Rule, mengatakan bahwa jatuh cinta adalah sebuah perasaan tetapi tetap jatuh cinta adalah pilihan dan komitmen. Jatuh cinta mungkin terasa sangat menyenangkan dan romantis. Tapi tetap jatuh cinta atau setia pada pasangan selalu membutuhkan kompromi dan kerja keras.
Kesetiaan tidak begitu saja terbentuk. Kesetiaan memang kadang perlu dipaksakan. Kita harus terus bekerja keras untuk tetap jatuh cinta pada pasangan saat datang orang lain yang menarik perhatian. Kita harus bekerja makin keras ketika pasangan sempat membuat kita kecewa, marah, dan bersedih.
Jadi cinta tidak hanya bermakna ketulusan semata. Cinta sangat kompleks namun bisa dikendalikan dengan pilihan berdua. Tetap setia atau pergi meninggalkannya sepenuhnya adalah pilihan kita. Bukan takdir, bukan pula salah siapa-siapa.