Ada beberapa primbon perjodohan sebagai rambu-rambu dalam memilih pasangan hidup yang didasarkan dasar wewarigan. Lantas, bagaimana cara memilih jodoh yang tepat berdasarkan Wewaran Bali? Berikut ini akan kami berikan penjelasannya. Dibaca dan disimak ya!

1. Perjodohan Berdasarkan Sapta Wara

Caranya, cari terlebih dahulu hari atau dina kelahiran lanang (laki-laki) dan wadon (perempuan), dan sesuaikan hasilnya dengan data di bawah ini :

Minggu – Minggu berakibat sering sakit-sakitan

Senin-Senin berakibat buruk

Selasa-Selasa berakibat buruk

Rabu-Rabu berakibat buruk

Kamis-Kamis berakibat yuana (awet), senang

Jumat-Jumat berakibat melarat

Sabtu-Sabtu berakibat yuana, senang

Minggu-Senin berakibat banyak penyakit

Minggu – Selasa berakibat melarat

Minggu- Rabu berakibat yuana, senang

Minggu-Kamis berakibat konflik

Minggu-Jumat berakibat yuana, senang

Minggu-Sabtu berakibat melarat

Jumat-Sabtu berakibat celaka

Senen-Selasa berakibat yuana (rupawan), senang

Senen-Rabu berakibat beranak wadon (perempuan)

Senen Kamis berakibat disukai orang

Senen-Jumat berakibat yuana, senang

Senen-Sabtu berakibat rezekian

Selasa-Rabu berakibat kaya

Selasa-Kamis berakibat kaya

Selasa-Jumat berakibat pisah/cerai

Selasa-Sabtu berakibat sering konflik

Rabu-Kamis berakibat yuana, senang

Rabu-Jumat berakibat yuana, senang

Rabu-Sabtu berakibat baik

Kamis-Jumat berakibat yuana, senang

Kamis-Sabtu berakibat pisah/cerai

2. Jodoh berdasar Gabungan Neptu Panca Wara dan Sapta Wara

Perhitungan dengan cara gabungan atau jumlah neptu (urip) Panca Wara dan Sapta Wara laki dan perempuan, kemudian dibagi 5. Dan sisa menujukan pengaruh yang ditimbulkan dari perjodohan.

Sisa 1 : SRI, berarti rumah tangga beroleh rezeki

Sisa 2 : DANA, berarti rumah tangga keadaan keuangan baik

Sisa 3 :LARA berarti anggota rumah tangga dalam kesusahan atau kesakitan

Sisa 4 : PATI berarti kesengsaran, mungkin bisa menemui kematian atau kehilangan rezeki

Habis dibagi : LUNGGUH, berarti akan mendapatkan kedudukan.

3. Berdasarkan Jumlah Seluruh Neptu Dibagi Empat

Jumlah neptu Pancawara dan Sapta Wara Lanang di jumlah dengan Panca Wara dan Sapta Wara Wadon, kemudian dibagi 4, dan sisa menunjukan pengaruh yang ditimbulkan dari perjodohan sebagai berikut :

Sisa 1 disebut GENTO berarti jarang anak

Sisa 2 disebut PATI berarti banyak anak

Sisa 3 disebut SUGIH berarti banyak rezeki

Habis di bagi disebut PUNGGEL berarti kehilangan rezeki, cerai atau mati

4. Jodoh berdasarkan Pertemuan jumlah Neptu

Jumlah Neptu Sapta Wara dan Panca Wara laki, jumlah neptu Sapta Wara dan Panca Wara si perempuan masing-masing di bagi 9 (Sembilan), kemudian sisanya masing-masing dipertemukan :

1 dengan 1 : saling mencintai

1 dengan 2 : baik

1 dengan 3 : rukun, jauh amerta

1 dengan 4 : banyak celaka

1 dengan 5 : cerai

1 dengan 6 : jauh sandang pangan

1 dengan 7 : banyak musuh

1 dengan 8 : terombang-ambing

1 dengan 9 : jadi tumpuan orang susah

1 dengan 2 : dirgahayu, banyak rezeki

2 dengan 3 : salah satu cepat mati

2 denan 4 : banyak godaan

2 dengan 5 : sering celaka

2 dengan 6 : cepat kaya

2 dengan 7 : anak-anak bayak mati

2 dengan 8 : pendek rezeki

2 dengan 9 : panjang rezeki

3 dengan 3 : melarat

3 dengan 4 : banyak cobaan/celaka

3 dengan 5 : cepat cerai

3 dengan 6 : mendapat nugraha

3 dengan 7 : banyak godaan

3 dengan 8 : salah satu cepat mati

3 dengan 9 : kaya rezeki

4 dengan 4 : sering sakit

4 dengan 5 : banyak rencana

4 dengan 6 : kaya, banyak rezeki

4 dengan 7 : melarat

4 dengan 8 : banyak rintangan

4 dengan 9 : salah satu kalah

5 dengan 5 : keberuntungan terus

5 dengan 6 : terbatas/pendek rezeki

5 dengan 7 : sandang pangan berkepanjangan

5 dengan 8 : banyak rintangan

5 dengan 9 : terbatas sandang pangan

6 dengan 6 : besar goadaannya

6 dengan 7 : rukun

6 dengan8 : banyak musuh

6 dengan 9 : terombang-ambing

7 dengan 7 : dikuasai istri

7 dengan 8 : celaka akibat perbuatan sendiri

7 dengan 9 : panjang jodoh dan berpahala

8 dengan 8 : disenangi orang

8 dengan9 : banyak celaka

9 dengan 9 : susah rezeki

5. Jodoh Tri Premana

Petemon (pertemuan) laki-perempuan yang bernama Tri Premana ini didasarkan atas perhitungan jumlah neptu Panca Wara ditambah Sad Wara ditambah Sapta Wara dari weton (kelahiran) di pihak laki dan perempuan lalu di bagi 16 (enam belas) dan sisa dari pembagian memiliki makna sebagai berikut :

Sisa 1 bermakna diliputi kebimbangan, dalam keadaan suka dan duka, baik buruk, sehingga dituntut ketabahan.

Sisa 2 bermakna durlaba, rezeki seret, tapi suka melancong

Sisa 3 bermakna sering mendapat malu dan kecewa

Sisa 4 bermakna susah mendapatkan sentana (keturunan)

Sisa 5 bermakna merana, sering sakit

Sisa 6 bermakna merana sering sakit

Sisa 7 bermakna mengalami suka duka, baik buruk dalam perjalanan hidupnya menuju bahagia.

Sisa 8 bermakna sukar untuk memenuhi hajat hidupnya sehari-hari, bahkan sampai kekurangan (terak).

Sisa 9 bermakna kurang hati-hati, kesakitan tak henti-hentinya mewarnai hidupnya, sampai menimbulkan kekecewaan dan penyesalan hidup.

Sisa 10 bermakna mendapatkan wibawa serta disegani bagaikan raja/ratu yang berkuasa, sehingga dapat mengayomi keluarga.

Sisa 11 bermakna mendapat sukses dalam perjalanan hidup, tercapai citacitanya penuh kepuasan (sidha serta sabita).

Sisa 12 bermakna sedana nulus, rezeki lancar/gampang.

Sisa 13 bermakna dirgayusa, panjang umur, rezekinya berkepanjangan.

Sisa 14 bermakna mendapatkan kebahagiaan/kesenangan selalu.

Sisa 15 bermakna sering mengalami kesusahan, keadaan buruk serta banyak problem.

Sisa 16 bermakna memperoleh kebahagiaan dan kesenangan

Sebagai kelanjutan dari jenjang perjodohan yang telah dilakukan dengan memperhatikan beberapa pertimbangan tersebut di atas, sudah tentu diharapkan berlanjut pada jenjang perkawinan. Perkawinan yang dimaksud adalah perkawinan yang sah baik secara agama maupun secara hukum. Secara agama perkawinan adalah sakral. Sehingga dalam pelaksanaannya perlu memilih hari yang baik karena akan memberikan pengaruh pula dalam keharmonisan rumah tangga. Berikut ini akan diuraikan beberapa dewasa ayu untuk upacara Manusa Yajña (pewiwahan)

1. Mertha Yoga : Upacara untuk Manusa Yajña. Yang termasuk ke dalam Merta Yoga yaitu; Soma Keliwon Landep, Soma Umanis Taulu, Soma Wage Medangsia, Soma Umanis Medangkungan, Soma Paing Menail, Soma Pon Ugu, Soma Wage Dukut.

2. Baik Buruknya Sapta Wara untuk upacara Pewiwahan

Minggu : Buruk, sering terjadi pertengkaran, dapat berakibat pertengkaran

Senin : Baik mendapat keselamatan dan kesenangan

Selasa : Buruk, suka berbantah, masing-masing tidak mau mengalah

Kamis : Baik hidup rukun, senang dan disenangi orang

Jumat : Baik, tentram sentosa, tak kurang sandang pangan

Sabtu : Sangat buruk, senantiasa dalam kesusahan

3. Baik Buruknya Penanggal /Tanggal untuk upacara Perkawinan

Tanggal 1 Dirgahayu, sejahtera

Tanggal 2 Sidha cita, Sidha karya, disayang keluarga

Tanggal 3 Memperoleh banyak anak, sentana

Tanggal 4 Suami sering sakit

Tanggal 5 Dirgahayu, dirgayusa, selamat, sejahtera dan panjang umur

Tanggal 6 Menemui kesusahan

Tanggal 7 Suka, rahayu, hidup bahagia

Tanggal 8 Sering sakit hampir meninggal

Tanggal 9 Senantiasa sengsara

Tanggal 11 Kurang ulet berkarya, penghasilan kurang

Tanggal 12 Mendapat kesusahan

Tanggal 13 labha bhukti, mendapat keberuntungan, terutama menyangkut pangan kinum

Tanggal 14 Sering berbantah, kemungkinan bisa sampai cerai

Tanggal 15 Sangat buruk, bisa menemui kesengsaraan

4. Baik Buruknya Sasih hubungannya dengan upacara wiwaha (upacara pernikahan)

Kasa, (Srawana – Juli) : buruk anak-anaknya menderita

Karo, (Bhadrawada – Agustus) : buruk sangat miskin

Ketiga, (Asuji – September) : Sedang banyak anak-anak

Kapat, ( Kartika – Oktober) : baik, kaya dicintai orang

Kelima, (Marggasira – Nopember) : baik, tidak kurang makan dan minum

Keenem (Posya – Desember) : buruk, janda

Kepitu (Magha – Januari) : baik, mendapat keselamatan, panjang umur

Kawolu (Palguna – Pebruhari) : buruk kurang makan dan minum

Kesanga (Citra- Maret) : buruk sekali, selalu sengsara sakit-sakitan

Kedasa (Waisaka – April) : baik sekali, kaya raya selalu gembira

Desta (Jyesta – Mei) : buruk, duka, sering bertengkar marah

Sada (Asadha – Juni) : buruk, sakit-sakitan.

Demikian beberapa gambaran tentang perjodohan yang terjadi dalam hari-hari tertentu bila dihitung berdasaran sistem wewaran Bali.