Menanamkan kebaikan kepada orang yang mungkin kita tidak kenal mungkin bisa dibilang hal yang sulit. Namun tidak begitu tentang kisah legendaris persahabatan dua orang pemimpin dunia berbeda umur dan generasi. Disadur dari blog yang dikelola universitas Stanford di Amerika Serikat, filsafat hidup hukum menabur dan menuai bisa kita simak.
Pada tahun 1892 di Stanford University ada seorang mahasiswa berumur 18 tahun yang berjuang mencari pekerjaan dan cara kreatif agar bisa membayar biaya kuliahnya. Dia hanyalah seorang yatim piatu, tidak tahu harus kemana mendapatkan uang,sampai akhirnya dia mendapatkan ide….
Bersama seorang teman baiknya, ia putuskan untuk menggelar event konser musik di kampus yang diharapkan agar keuntungannya nanti bisa mengumpulkan uang buat biaya kuliah. Konser musik tersebut akan mendatangkan pianis besar asal Eropa pak Ignacy J. Paderewski.
Pada masa lalu, musik klasik merupakan hiburan yang disukai dan dinantikan banyak orang. Pianis Europa merupakan artis besar dan selayaknya artis besar jaman sekarang, juga memiliki banyak fans diseantero dunia dengan tarif kontrak per event yang tinggi. Manager sang pianis meminta bayaran $ 2.000 untuk konser piano tersebut. Kontrak pun ditandatangani dan kesepakatan pun terjadi….
Dua anak muda itu pun mulai bekerja untuk mempromosikan, menjual tiket dan membuat konser sukses. Hari besarpun tiba…
Pianis Eropa pak Paderewski akan melakukan konser di Stanford University. Namun sampai akhirnya acara, mereka tidak berhasil menjual tiket sesuai target tersebut. Total tiket yang terjual hanya $ 1.600. Mereka berdua kecewa. Dengan sedih mereka berterus terang menemui pak Paderewski sang pianis Europe tersebut untuk menjelaskan keadaannya. Mereka berikan seluruh uang penghasilan konser $ 1.600, ditambah dengan cek sebesar $ 400 dari kantong mereka sendiri sambil berjanji akan melunasi cek secepatnya….
Namun pak Paderewski berkata “Tidak”. Lanjut, Paderewski…
“Aku tidak dapat menerimanya..”
Dia pun merobek cek tersebut dan mengembalikan uang $1.600 sambil berkata kepada kedua mahasiswa itu : “Ini uang penghasilan konser $1.600 kalian, ambil dan pakailah untuk biaya kuliah kalian. Aku rela dan ikhlas main di konser tersebut tanpa perlu kalian bayar!”
Mereka berdua kaget dan sangat berterimakasih pada pak Padwrewski. Bagi Padwrewski, itu cuma hal kecil dan dia bisa meraih penghasilan lagi di konser berikutnya. Dia menghargai kejujuran dan kerja dari keras serta semangat juang dari kedua mahasiswa Stanford tersebut. Tapi jelas itu menunjukkan bahwa Paderewski seorang manusia yang besar. Kenapa ia mau bantu kedua mahasiswa tersebut yang bahkan tak dikenalnya sebelumnya?
Kadang kita juga menghadapi situasi seperti ini dalam hidup. Kebanyakan kita mungkin berpikir : “Kalau saya membantu mereka, apa untungnya buat saya..?”
Kalau seseorang yang benar-benar baik dan bijak, dia akan berpikir sedikit berbeda : “Kalau saya tidak membantu mereka, apa yang akan terjadi pada mereka?”
Orang-orang yang baik dan bijak tidak akan melakukan kebaikan dengan mengharapkan balasan….
Mereka melakukan kebaikan karena mereka yakin itu adalah hal yang benar dan harus dilakukan….
Sebagaimana diketahui, seiring dengan perjalanan waktu, pak Paderewski lalu diangkat menjadi Perdana Menteri Polandia. Dia menjadi salah seorang pemimpin Eropa yang besar. Tapi saat Perang Dunia I, Polandia dilanda kehancuran ekonomi dan gagal panen. Ada lebih dari 1,5 juta orang kelaparan di negaranya dan tak ada uang dan ransum nasional Polandia untuk memberi mereka makan!
Pak Paderewski tidak tahu kemana harus berpaling untuk mengemis meminta bantuan. Akhirnya tanpa berharap banyak, dia menghubungi dan meminta bantuan dari Administrasi Makanan dan Bantuan Amerika Serikat….
Presiden AS saat itu, Herbert Hoover, langsung setuju untuk membantu dan dengan segera mengirimkan berton-ton bahan makanan untuk rakyat Polandia yang terancam bencana kelaparan sehingga sebuah bencana besar pun dapat dihindari….
Paderewski akhirnya lega…
Dia putuskan untuk menemui presiden Hoover secara pribadi guna berterimakasih kepadanya. Saat Paderewski berterimakasih pada Hoover atas sikap mulanya, presiden Hoover dengan cepat berkata :
“Anda tak perlu berterimakasih pada saya Bapak Perdana Menteri… Anda mungkin sudah lupa, tapi saya takkan pernah dapat melupakannya. Beberapa tahun yang lalu, Anda membantu biaya kuliah 2 mahasiswa muda di Stanford University. Saya adalah salah satu dari mereka……”
Dunia adalah tempat yang luar biasa…
Apa yang terjadi di sekitar kita biasanya datang dari apa yang telah pernah kita lakukan sebelumnya…
Setiap kali ada kesempatan, lakukanlah kebaikan….
Pikirkanlah:
Apa yang akan terjadi padanya kalau saya tak membantunya?
Source: Stanford University blog