Berbicara mengenai pendidikan anak usia dini, di Jepang terbagi menjadi 2 kategori sekolah untuk anak usia dini. Adalah 保育園 (Hoikuen) dan 幼稚園 (Youchien) yang mempunyai tujuan pendidikan yang bisa dikatakan sedikit berbeda. Hoikuen diartikan sebagai Nursery atau Day Care. Tujuan dari adanya Hoikuen adalah untuk membantu para Ibu bekerja dan Ibu berkuliah dalam hal menjaga anak-anaknya selama sang Ibu berkegiatan. Hoikuen menerima anak mulai dari anak usia 6 bulan. Bahkan di beberapa Hoikuen, ada yang sudah menerima anak semenjak usia 3 bulan.
Jika Anda sedang berlibur ke Jepang lalu menemukan pemandangan seperti gambar diatas, maka itu sudah pasti adalah para siswa Hoikuen.
Hoikuen lebih menfokuskan pada penjagaan anak, kesehatan dan nutrisi anak di atas pendidikan. Namun, jangan khawatir, hal-hal dasar seperti pendidikan moral dan pendidikan dasar tetap diberikan. Pendidikan dasar di sini adalah seperti ketrampilan, kesenian, dan juga berhitung dan belajar mengenal huruf hiragana, warna, angka dan lain sebagainya.
Sedangkan Youchien diartikan sebagai Kindergarten atau TK. Tujuannya sudah jelas bahwa pendidikan adalah yang utama di Youchien. Di TK saya, pendidikan yang diberikan selain pendidikan dasar adalah juga diajarkan mengenai Bahasa Inggris, 学研 (Gakken) atau pendidikan dasar sekolah untuk persiapan masuk SD, kunjungan ke instansi pemerintahan dan instansi lainnya (pertanian, peternakan, pemadam kebakaran dll), aerobik/ritmik, PE, musik, memasak dan sebagainya.
Terkadang, murid-murid TK besar saya juga menanam padi, lalu setelah padinya terpanen, berasnya dimasak dan dinikmati oleh semua murid. Hal ini disampaikan oleh guru kelas bahwa nasi hari ini adalah nasi yang ditanam oleh anak-anak TK besar.
Jam sekolah
Karena Hoikuen berkonsep penjagaan anak, maka jam sekolah anak adalah mulai dari jam 7 pagi hingga jam 7 malam. Meskipun demikian, anak bisa datang dan dijemput kapan saja.
Sedangkan Youchien, jam belajar anak sudah ditentukan, yaitu pukul 10 pagi hingga pukul 3 sore (untuk sekolah saya). Maka anak akan pulang pada jam 3 sore. Di TK saya, diberlakukan juga nursery dari pukul 7 pagi hingga pukul 7 malam dengan biaya tambahan. Biasanya dilakukan oleh para ibu bekerja dan kuliah. Selain itu, diberlakukan juga kelas yang diberi nama home class, yaitu masuk sekolah pada saat liburan sekolah (karena kedua orang tua bekerja). Namun pada home class, anak-anak hanya bermain, makan dan tidur siang saja. Tidak ada pelajaran di kelas sama sekali.
Tingkat kelas
Baik di Hoikuen maupun Youchien, di Jepang mengenal 4 tingkatan kelas. Pre School (0–2.9 tahun), Nensho (3–4 tahun), Nenchuu (4–5 tahun) dan Nencho (5–6 tahun).
Di sekolah saya, Pre School tidak wajib datang ke sekolah. Mereka hanya datang 1 hari setiap 2 minggu, dan jumlah anaknya terbatas (maksimal 10 anak di 1 hari kerja). Kami juga mempunyai kelas jembatan antara pre School dengan Nensho, dimana berisikan anak-anak yang berusia 3 tahun dari bulan April hingga September (karena mereka sudah bukan lagi anak Pre School, tetapi belum bisa mengikuti Nensho karena batas usia anak untuk Nensho adalah yang sudah berusia 3 tahun sebelum 1 April).
Pendidikan moral
Pendidikan moral ditanamkan sejak dini. Berikut adalah beberapa hal yang sudah diajarkan baik di Houikuen atau Youchien.
-
Bertanggungjawab terhadap diri sendiri. Anak-anak diajarkan untuk menjaga barangnya sendiri, membawa tas dan barangnya sendiri dan tidak boleh dibantu, makan sendiri, membersihkan meja dan kursinya sendiri.
-
Bertanggungjawab terhadap temannya yang membutuhkan. Terkadang ada teman yang masih membutuhkan pertolongan (baik karena sedang sakit, butuh pertolongan biasa ataupun teman berkebutuhan khusus). Maka anak-anak sudah diajarkan untuk juga memperhatikan temannya sedari usia dini. Saya sering kagum dengan murid-murid Nensho saya bahwa diusia 3 tahun mereka sudah mengerti tentang menjaga temannya yang berkebutuhan khusus tanpa merisak. Meskipun risakan nanti akan muncul ketika mereka sudah menginjak SD.
-
Pelayanan publik. Sedari kecil, mereka sudah diajarkan untuk melayani. Contoh sederhananya adalah pada saat makan siang. Ada yang namanya 給食当番 (kyuushoku touban) atau yang bertugas menyajikan makan siang untuk teman-temannya. Di sekolah saya, dari kelas terkecil (kelas “jembatan”), anak-anak sudah dilatih untuk melayani teman-temannya secara bergiliran setiap hari. Sebelum makan, mereka juga memimpin teman-temannya untuk berdoa.
-
Menjaga kebersihan dan kerapihan. Pernah melihat gambar jajaran sepatu anak-anak di Jepang yang rapi? Iya betul, seperti itu yang diajarkan pada usia dini. Anak-anak sejak 3 taun pun sudah dilatih untuk membersihkan kelasnya, toilet dan mejanya.
-
Bekerja kelompok. Jepang adalah negara yang sangat mengandalkan teamwork. Dan hal itu sudah diajarkan semenjak usia dini. Pembagian kelompok 当番 (touban) atau piket baik itu dalam menyajikan makanan ataupun membuang sampah, dan juga kelompok dalam belajar, menjadi salah satu kegiatan rutin baik di Hoikuen maupun Youchien.
Jadi, kalau ada yang bilang “Guru TK enak cuma nyanyi-nyanyi aja”, itu salah besar, Ferguso!
Guru TK setiap harinya pulang jam 7 malam. Karena mereka harus membuat laporan yang akan dikirim melalui email ke alamat orang tua masing-masing setiap harinya mengenai kegiatan mereka hari itu. Belum lagi jika ada masalah pada anak, maka guru harus menelepon orang tua dan berdiskusi. Karenanya, kadang guru bisa pulang hingga pukul 10 malam.
Kembali mengenai nyanyian, di sekolah saya (dan saya yakin sekolah lain juga sama), nyanyian yang dinyanyikan bukan sekedar nyanyian gembira semata. Namun juga ada pesan pendidikan di dalam nyanyian tersebut. Saya sangat mengagumi nyanyian lagu anak di Jepang. Dan berharap semoga di Indonesia kembali mempopulerkan lagu anak-anak seperti dulu.
Tulisan saya ditulis berdasarkan apa yang saya lihat di sekolah saya. Bagi yang kurang setuju, dipersilakan menambahkan jawabannya sendiri. Karena satu sekolah dengan sekolah lain bisa berbeda 🙂
Per Oktober 2019, uang sekolah di semua TK dan Day Care baik itu negeri atau swasta, GRATIS!!!! PENGGRATISAN ini diberlakukan sejak pajak konsumsi yang dinaikkan dari 8% menjadi 10%. Kenaikan 2% inilah yang digunakan untuk membiayai biaya pendidikan usia dini di Jepang.
Source:
-Ai Diana-