Di Belanda tidak semua orang menikah dan kalau menikah, mungkin tingkat perceraiannya bisa mencapai sepertiga. Janda karena cerai tidak memiliki stigma atau konotasi kurang baik seperti di Indonesia, tetapi rasa salah tetap merundungi mereka. Kemudian mereka biasanya susah mendapatkan pasangan lagi, apalagi jika memiliki anak.
Di sisi lain di Inggris mereka seringkali merasa gagal, kehilangan banyak teman-teman mereka. Dua kali lebih banyak orang perempuan merasa malu daripada orang laki-laki. Lalu mereka juga dikecam lingkungan mereka karena kegagalan pernikahan mereka:
Jadi stigma ternyata juga ada menurut koran Daily Mail ini. Saya akui koran Daily Mail tidak selalu bisa dipercaya, tetapi koran ini mengutip sebuah riset yang dilakukan oleh Slater & Gordon. Lembaga ini merupakan kantor pengacara ternama di sana.
Selain itu di Belanda kasus bunuh diri pada perempuan yang cerai tiga kali lebih tinggi daripada pada perempuan yang menikah.
Jadi kesimpulannya pada pandangan pertama sudah tidak ada stigma lagi pada janda cerai di Eropa, terutama di Belanda. Namun di bawah itu, mereka banyak merasa bersalah. Lalu masih banyak mengalami tantangan. Bahkan di Inggris masih ada stigma yang melekat pada mereka.
Semoga ini menjawab pertanyaan Anda.