Malaysia pada hari Sabtu melaporkan bahwa badak Sumatra telah punah di negara Asia Tenggara, setelah kematian wanita terakhir dari kanker.

Departemen Satwa Liar di negara bagian Sabah timur di pulau Kalimantan mengatakan badak, bernama Iman, meninggal karena sebab alami karena guncangan dalam sistemnya.

“Kematian Iman datang lebih daripada yang kami perkirakan, tetapi kami tahu bahwa dia mulai menderita rasa sakit yang signifikan,” kata direktur Augustine Tuuga.

Iman memiliki tumor rahim sejak penangkapan dan pemindahannya ke suaka margasatwa pada Maret 2014. Badak Sumatera dinyatakan punah di alam liar di Malaysia pada 2015.

Badak Sumatera laki-laki terakhir Malaysia di penangkaran meninggal pada bulan Mei tahun ini, dan kematian Iman sekarang menyisakan hanya sejumlah kecil badak yang masih hidup di negara tetangga Indonesia. Hanya beberapa lusin yang tersisa

Para ahli konservasi memperkirakan bahwa hanya sekitar 30 hingga 80 badak Sumatera yang selamat, kebanyakan di Sumatra dan bagian Indonesia di Kalimantan.

Spesies ini pernah berkeliaran di Asia hingga India, tetapi jumlahnya telah menyusut secara drastis karena deforestasi dan perburuan liar.

Isolasi mereka berarti mereka jarang berkembang biak dan dapat punah 100% dalam hitungan dekade, menurut kelompok konservasi International Rhino Foundation.

Sejak 2011, Malaysia telah mencoba membiakkan spesies ini di penangkaran melalui fertilisasi in-vitro, tetapi tidak berhasil.

Menteri Lingkungan Sabah, Christina Liew mengatakan, petugas satwa liar memperoleh sel telurnya untuk kemungkinan kolaborasi reproduksi dengan Indonesia.

Badak Sumatra adalah yang terkecil dari spesies badak dan satu-satunya badak dengan dua tanduk.


Sumber; malaysia Mail