Teknologi smartphone memang sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia yang sudah berkeluarga dan menikah. Namun justru teknologi informasi ini yang membuat orang terdiskoneksi dengan orang terdekat namun tersambung dengan orang yang hidupnya jauh.

Cara efektif untuk mencegah, jangan sampai terjadi dalam keluarga kita, maka alangkah eloknya, sejak sedini mungkin, suami-istri menahan diri untuk tidak membawa ponsel ke tempat tidur. Karena sesungguhnya, kamar tidur bagi suami istri adalah ruang yang sakral yang khusus bagi suami dan istri. Hal inilah yang kami terapkan sejak awal. Aturan yang tidak tertulis, tapi kami sepakati berdua, bahwa begitu masuk ke kamar tidur, kedua ponsel diletakan di atas meja atau dicharging.

Dan aturan ini, walaupun kami berdua sudah sama sama menginjak usia ke 77, tetap kami taati. Karena begitu aturan menjadi longgar dan salah seorang dari kami mulai berbaring di tempat tidur dan sibuk dengan ponsel, apapun yang dikerjakan, maka dalam waktu singkat, pertahanan kami akan jebol dan akibatnya, hanya tubuh yang tidur satu kasur, tapi pikiran dan hati berada di tempat jauh. Walaupun mungkin, hanya menjawab pesan  pesan WAG, hal ini tidak boleh ditoleransi.

Miris, Alangkah Menyedihkan Hidup Semacam Ini. Walau sudah begitu banyak contoh contoh nyata tentang efek buruk dari begitu banyak orang yang seakan akan tidak bisa lagi hidup tanpa alat komunikasi yang bernama Ponsel atau Smartphone, tapi tampaknya tidak mampu menyadarkan begitu banyak orang yang semakin lama semakin dalam terjerumus di bawah pengaruh mabuk chatting.

Bahkan sudah tidak terhitung lagi, curhat yang masuk via WA, memohon bantuan untuk menyadarkan pasangan hidupnya, yang sudah terlanjur terbius oleh alat komunikasi canggih ini.


Sumber: Srikandi Indonesiar