Pria homo (gay)semakin meningkat di Indonesia. Berdasarkan data Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Depok, di wilayah tersebut sebanyak 5.791 pria merupakan gay alias lelaki suka lelaki (LSL). Lalu apa penyebab peningkatan tersebut?
Pengamat Sosial Budaya Universitas Indonesia Devie Rahmawati, mengungkapkan sistem atau tren komunikasi yang dibangun saat ini di Indonesia seolah mendukung penyebaran dan peningkatan adanya penyuka sesama jenis.
“Sehingga tidak mengherankan adanya kondisi ini. Dari tayangan yang ada dianggap sebagai tren baru. Artinya, dulu orang yang berperilaku menyimpang mungkin merasa malu, namun sekarang menjadi lebih terbuka,” kata Pengamat Sosial Budaya Universitas Indonesia Devie Rahmawati, Rabu (18/11).
Model sistem komunikasi yang terjadi saat ini, membuat mereka yang berperilaku menyimpang menjadi merasa tidak aneh dengan perilakunya. “Mereka seperti mendapatkan dukungan dan merasa lebih yakin. Dan orang pun tidak merasa aneh melihatnya,” ungkapnya.
Ditambah lagi, hidup di perkotaan menjadikan seseorang jadi individualistis. Jika dulu ada orangtua yang bisa memberi teguran dan hukuman sosial dari lingkungan sekitar, namun hidup di perkotaan saat ini tidak ada lagi kondisi seperti itu.
“Dengan hukuman sosial orang jadi tidak nyaman. Tapi di kota orang hidupnya individualistis,” pungkasnya.
Sama halnya dengan Devi, Hany Srikandi selaku Psikologi sosial (gender dan seksualitas) Universitas Surabaya pun mengungkapkan peningkatan jumlah gay di Indonesia terjadi seiring dengan maju alat komunikasi.
“Kalau ada peningkatan itu wajar, karena fenomena itu sudah ada sebenarnya sejak dulu. Yang menjadi dugaan sementara itu malah mereka bukan minoritas, tapi mayoritas,” ucapnya saat dihubungi merdeka.com, Jumat (20/11).
Sementara itu, Baby Jim Aditya selaku psikolog seksual, hipnoterapis dan grafoterapis mengungkapkan, jumlah gay di Indonesia sebetulnya kurang tepat jika dikatakan meningkat. Menurutnya, gay akan terbuka seiring perkembangan teknologi.
“Sebetulnya kalau dibilang sekarang lebih meningkat itu kurang tepat. Sekarang ini segala-galanya sudah canggih. Dahulu mereka belum terbuka, karena tak ada akses yang memadai, jadi mereka belum bisa menyatakan keberadaan dirinya. Namun sekarang, berkat adanya internet dan tempat-tempat untuk tampil di dunia fisik maupun dunia maya, serta harus menampilkan identitas, mereka membuka semuanya. Jadi seolah-olah kaum gay mengalami peningkatan,” tutupnya.