Suku Toraja merupakan suku yang berasal dari Sulawesi yang dikenal dengan tradisi upacara adatnya yang istimewa  dan termahal di Indonesia.

Terdapat dua bentuk upacara adat yang dikenal dari daerah ini, yaitu upacara kedukaan disebut Rambu Solo dan upacara kegembiraan disebut Rambu Tuka. Setiap upacara memiliki tujuh tahapan prosesi yang berbeda. Untuk Rambu Solo diawali dengan Rapasan, Barata Kendek, Todi Balang, Todi Rondon, Todi Sangoloi, Disilli’, dan Todi Tanaan.

Adapun tahapan untuk Rambu Tuka, yaitu Tananan Bua’, Tokonan Tedong, Batemanurun, Surasan Tallang, Remesan Para, Tangkean Suru dan Kapuran Pangugan. Adat-adat dan budaya Toraja tetap terjaga karena mayoritas penduduk suku Toraja menjaga dan memegang teguh tradisi leluhur.

Upacara Rambu Solo meliputi persiapan penguburan jenazah yang biasanya diikuti dengan adu ayam, adu kerbau, penyembelihan kerbau dan penyembelihan babi dengan jumlah besar. Jenazah yang dikubur sudah disimpan lama dan dimakamkan pada tempat pemakaman khusus di gunung batu.

Tradisi pemakaman di gunung batu sampai kini tetap dilakukan meskipun sudah banyak yang beragama Katholik dan Kristen. Hanya yang sudah beragama Islam tidak menjalankan tradisi tersebut karena melanggar syariat. Seluruh upacara dalam rangkaian penguburan mayat ini memerlukan biaya yang besar dan ditanggung oleh keluarga yang berduka dan beberapa sumbangan-sumbangan. Besar kecilnya upacara mencerminkan tingkat kekayaan suatu keluarga. Kriterianya diukur dari jumlah babi dan kerbau yang disembelih dan lamanya pesta ada digelar. Untuk kaum bangsawan upacara itu sampai sebulan dan hewan yang dipotong mencapai ratusan. Meskipun biaya untuk acara tersebut sangat mahal tetapi bagi orang Toraja martabat dan kehormatan manusia itu harus dijaga dengan baik.