Berpoligami bukanl hal aneh di Indonesia. Bahkan poligami sudah menjadi motivasi sukses bagi beberapa pria. Terkadang poligami memang dianggap sebagai sesuatu yang jahat bagi beberapa wanita yang memiliki iman yang lemah dan terpengaruh pemikiran barat. Tetapi secara hukum dan agama hal ini diperbolehkan dan wajar.

Alhasil banyak pria yang memutuskan memiliki istri lebih dari satu. Bahkan beberapa publik figur hingga pegawai negeri memutuskan untuk beristri lebih dari satu. Namun, tidak semua orang mengetahui apa yang mendasari seorang pria melakukan poligami.

Indonesiar akan membagikan beberapa alasan pria berpoligami dari berbagai sumber.

  • Wanita muda terlihat lebih cantik daripada istri pertama

Pria memang terkenal mudah suka dengan wanita. Kebanyakan pria melakukan poligami dengan alasan bahwa wanita yang berusia lebih muda cenderung lebih cantik dan menarik. Keunggulan fisik inilah yang menjadi alasan paling mendasar untuk berpoligami.

  • Sulit mendapatkan keturunan

Bagi beberapa orang, memiliki keturunan merupakan sebuah tugas yang dicapai dalam hidup. Dalam beberapa kasus, ada wanita yang rela dimadu ketika dirinya tak mampu memberikan keturunan pada sang suami. Hal inilah yang dijadikan alasan bagi kaum adam untuk berpoligami.

  • Hasrat tinggi namun tak terlayani

Banyak lelaki yang merasa puas dengan performa sang istri saat berada di atas ranjang. Alhasil cara satu-satunya untuk memuaskan nafsu seksual adalah dengan berpoligami. Selain lebih aman, cara ini juga legal secara hukum dan agama.

  • Kurang perhatian dari istri lama

Beberapa pria beralasan kurangnya perhatian dari istri lama membuatnya ingin berpoligami. Secara logika, istri baru biasanya cenderung lebih perhatian ketimbang istri lama. Alhasil alasan ini juga sering digunakan untuk mendapatkan restu berpoligami.

  • Terasa keren dan tertantang

Beberapa pria ada yang menganggap berpoligami ada sebuah hal yang keren dan menjadi tantangan. Alhasil tanpa ragu, seorang pria memutuskan untuk berpoligami tanpa memikirkan perasaan istri pertama.