Masa tumbuh kembang anak rasanya berlangsung sangat cepat hingga tak terasa anak mulai beranjak dewasa. Namun sebelum itu, anak-anak perlu melewati transisi menuju dewasa melalui masa pubertas. Dimana keadaan fisik dan psikologisnya berubah.
Tentu saja, tak semua anak bisa langsung cepat memahami dan menerima perubahan selama masa pubertas. Untuk itu, kamu sebagai orangtua perlu mendampingi.
Untuk menambah wawasan pengetahuanmu kami memberikan tips dalam menghadapi anak dalam masa pubertas. Dilansir dari berbagai sumber.
1. Orangtua sebagai teman
Jangan anggap membicarakan tentang masa pubertas pada anak adalah hal yang buruk. Justru orangtua harus ikut berperan dalam mendampingi anak dalam masa pubertas.
Perlakukanlah anak layaknya seorang teman di rumah sehingga mereka merasa aman dan nyaman. Biarkan anak bercerita, dengarkan, dan ajaklah berdiskusi ringan.
Jawab semua pertanyaan anak dan bicarakan tentang pubertas secara terbuka dan jujur. Beri tahu juga bahwa masa pubertas wajar terjadi dan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti.
2. Orangtua sebagai pendidik
Tidak selalu mudah untuk berbicara dengan anak-anak tentang tubuh mereka. Namun, melakukan serangkaian percakapan terbuka dan santai saat perubahan fisik mulai terjadi selama masa pubertas, mungkin akan membantu anak merasa baik-baik saja ketika tubuhnya mulai berubah.
Selain itu, sudah seharusnya kamu mendidik dan memberitahu tentang hal yang benar atau salah saat menghadapi masa pubertas. Berikan fakta kepada anak dan koreksi informasi yang salah.
Misalnya, mengajarkan anak perempuan menggunakan pembalut dengan benar saat menstruasi mulai datang atau membiasakan anak laki-laki untuk membersihkan tempat tidur ketika mengalami mimpi basah.
Ingatkan juga bahwa kebersihan pribadi akan lebih menjadi masalah sekarang, jadi ingatkan anak untuk mandi lebih sering, gunakan deodoran, dan menjaga kebersihan pribadi lainnya.
3. Orangtua sebagai konsultan
Sebagai orangtua, kamu harus bisa merangkap menjadi konsultan profesional. Hal ini karena anak membutuhkan dukungan, jaminan, dan fakta dalam menghadapi masa pubertas.
Untuk menjadi orangtua yang demikian harus dapat membantu dengan:
- Memberikan penjelasan faktual sederhana tentang perubahan fisik – misalnya, “Menstruasi adalah ketika lapisan rahim keluar dari vagina,”
- Perubahan fisik yang terjadi berbeda pada setiap anak. Misalnya, “Beberapa anak mulai mendapatkan rambut kemaluan ketika mereka berusia sekitar 11 tahun, tetapi itu bisa lebih awal atau lebih lambat,”
- Menggunakan kata-kata yang tepat ketika berbicara tentang bagian-bagian tubuh. Misalnya, ‘Perubahan ukuran pada penis dan testis itu normal.”
4. Orangtua sebagai mentor
Orangtua juga bisa merangkap menjadi seorang mentor saat mendampingi anak melewati masa pubertasnya. Jadi, tak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga mengajarkan sesuai dengan pengalaman yang pernah Mama alami.
Cara yang cukup mudah untuk menjadi mentor saat anak dalam masa pubertas, yaitu dengan menerapkannya dalam kegiatan sehari-hari. Berikan contoh nyata pada anak.
Kamu dapat menjadi panutan yang sehat untuk anak. Mulai dari menerapkan pola makan yang baik, melakukan aktivitas fisik, hingga cukup tidur. Hal ini karena adanya perubahan fisik selama pubertas akan terasa lebih baik jika diiringi dengan pola hidup sehat.
Beri pengertian juga bahwa tubuh hadir dalam segala bentuk mau pun ukuran. Selain itu, cobalah untuk tidak membandingkan tubuh anak atau tubuhmu sendiri dengan orang lain. Dengan demikian, kamu tentu menjadi panutan yang hebat untuk citra tubuh yang positif.
5. Orangtua harus aktif berkomunikasi dengan anak
Wajar jika anak di rumah belum mau terbuka tentang perubahan selama pubertas dengan terbuka. Untuk itu, orangtua perlu bertindak aktif.
Beri tahu tentang semua perubahan fisik yang akan terjadi, seperti: jerawat, rambut / kulit berminyak, berkeringat, bau badan, rambut baru, perubahan suara, bertambah tinggi, bertambah berat badan, keputihan, menstruasi, payudara, ereksi, ejakulasi, mimpi basah, penis lebih besar dan testis.
Selain mengetahui perubahan apa yang bisa saja terjadi pada tubuh selama pubertas, anak juga memerlukan beberapa saran tentang cara merawat tubuh baru mereka.
Ingatkan bahwa kamu dapat membantu atau berbicara kapan pun anak butuhkan. Pastikan anak juga memiliki lingkaran sosial yang kuat dan teman-teman suportif sebagai bentuk dukungan.