Pendidikan adalah kebutuhan bagi manusia untuk meningkatkan standar kehidupan dan ilmu pengetahuan. Dengan bersekolah maka seorang anak akan membentuk karakter pribadi yang baik.
Perbedaan sekolah swasta internasional dengan sekolah lainnya memang sangat signifikan. Hal ini cukup kuat jika dijadikan alasan mengapa sekolah swasta internasional menguras biaya lebih mahal. Perbedaanya tersebut menjadi 3 poin, yaitu:
Kurikulum: Jika di sekolah negeri atau swasta lainnya kita biasa dengar isitilah “Kurikulum 13 (Kurtilas) dan Tematik”, di sekolah tempat saya mengajar mengadopsi kurikulum dari luar, yakni Cambridge. Karena sudah banyak yang paham sisi baik dan buruknya Kurtilas, Sekolah swasta internasional biasanya mengadopsi kurikulum Cambridge dan iB. Tetapi, di sekolah saya mengajar menerapkan Cambridge dengan muatan lokal. Untuk jenis mata pelajaranya bisa dibaca di jadwal yang saya lampirkan, berikut adalah jadwal kelas 2 SD.
Ada beberapa mata pelajaran yang terdengar asing dan tidak ditemukan di sekolah negeri atau swasta non-internasional atau sebatas penamaan yang berbeda, seperti;
- Problem Based Learning (PBL) yaitu semacam diskusi untuk problem solving,
- Physical Education (PE) yaitu olahraga,
- Health Education (HE) yang berupa materi tentang Kesehatan atau biasa kita kenal dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dan
- Assembly yang berisi tentang Pendidikan moral yang mengajarkan kedisiplinan, kerukunan, tanggung jawab, dan yang lainnya.
Semuanya diajarkan dengan Bahasa Inggris mengikuti silabus yang diberikan, kecuali 3 pelajaran yang diambil dari KTSP atau Kurikulum 2006 Indonesia, yaitu pelajaran Bahasa Indonesia, PPKn, dan Moral Education (ME) atau pelajaran agama.
Model pengajarannya tidak seperti Tematik yang mencampurkan hampir semua mata pelajaran dalam 1 tema, melainkan seperti KTSP. Jadi, semua mata pelajaran berdiri sendiri.
Selain perbedaan mata pelajaran dan bahasa yang digunakan, beban administrasi bagi guru pun lebih ringan, karena guru tidak perlu repot membuat silabus, prota, prosem, dan sejenisnya yang biasa dianggap sebagai musuh para guru. Di sekolah Internasional,setiap guru sudah disediakan semua file silabus dan sejenisnya yang siap dibaca dan dipelajari. Ini adalah hal yang menyenangkan bagi guru untuk mempelajari isi silabus secara detail. Hal ini membuat guru benar-benar paham tentang materi apa yang akan ajarkan. Alhasil, guru menjadi cukup rajin untuk eksplor bahan dan metode ajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga mereka akan lebih mudah memahami materi dengan cara yang diinginkan.
Apakah materi mereka lebih sulit dibandingkan dengan materi pada kurikulum nasional? Untuk beberapa pelajaran, tingkat kesulitannya hampir sama, tetapi lebih ditekankan pada pemahaman konsep dan kemampun berpikir kritis, serta penanaman kebiasaan membaca. Jadi, tidak heran jika siswa disana lebih “pintar” karena memiliki wawasan yang sangat luas dan cara berpikir yang lebih dewasa karena tingkat literasi mereka yang cukup tinggi.
Fasilitas: Di sekolah tempat saya bekerja sekarang memiliki gedung yang besar dan memiliki fasilitas komplit di dalamnya. Semua yang dibutuhkan untuk menunjang kebutuhan belajar tersedia, mulai dari gedung olahraga (indoor maupun outdoor), kolam renang, segala jenis laboratorium, hingga gym room. Saya pun sempat kaget mengetahui bahwa anak kelas 1 SD sudah bisa masuk lab komputer dan bisa mendapat 1 set perangkat ber-merk untuk setiap pembelajaran.
Untuk mempermudah mobilitas guru dan staff, kami pun disediakan lift yang terdapat di keseluruhan lantai gedung. Setiap kelas memiliki 2 buah AC dan berbagai macam alat tulis yang sangat komplit tersedia untuk siswa dan guru. Bahkan, semua buku tulis, buku gambar, hingga folder tempat mereka menyimpan handouts pun sudah disediakan oleh manajemen sekolah, disertai dengan logo sekolah. Di pojok kelas terdapat loker tempat meletakkan tas mereka, jadi tidak ada siswa yang meletakkan tas di kursinya. Mudahnya, bayangkan saja kelas yang ada di film-film Hollywood! Bisa saya katakan hampir seperti itu kerennya.
3. Tenaga Pengajar: Proses seleksi masuk kerja sebagai guru disini tidaklah mudah. Setiap calon pelamar guru pun harus melakukan tes tentang materi pembelajaran selama 6 jam tanpa jeda. Dilanjutkan dengan tes psikologis, micro-teaching dengan Bahasa Inggris, public speaking dan wawancara yang masih menggunakan Bahasa Inggris juga. Jadi, guru yang bekerja di sekolah internasional sudah lolos uji kelayakan dan siap untuk memberikan pengajaran yang optimal bagi siswa dengan mengimplementasikan kurikulum dan standar internasional.
Beban kerja yang saya rasakan saat bekerja di sekolah swasta-internasional sangat membuat guru kewalahan pada awalnya. Tuntutan kerja datang dari siswa, orang tua, dan atasan.
Siswa dengan wawasan yang sangat luas selalu membawa cerita baru yang sangat berbobot dan membuat guru menyadari bahwa mereka bahkan lebih pandai dari guru. Bayangkan saja jika ada anak kelas 2 SD dapat bercerita selama lebih dari 3 menit tentang Perang Dunia ke 2, biografi Einstein, proses pembuatan pesawat tercepat di dunia, dan banyak cerita yang tidak pernah guru duga akan disampaikan oleh anak seusia mereka dengan informasi yang benar dan percaya diri yang tinggi. Setiap guru memberikan kesempatan untuk bertanya, selalu ada minimal 3 anak yang mengajukan pertanyaan yang sangat berkualitas. Hal ini memicu guru untuk terus mengeksplor wawasan tentang pengetahuan umum dan psikologi dalam memahami anak seusia mereka.
Berbeda dengan wali kelas di sekolah negeri dan swasta biasa, sebagai wali kelas disini, saya memiliki 1 partner. Jadi, setiap 1 kelas memiliki 2 wali kelas. Guru tidak boleh meninggalkan anak-anak tanpa pengawasan mulai dari jam 7.00 sampai mereka pulang sekolah yaitu jam 2.00 sore. Jadi, jam makan siang pun guru akan mendampingi siswa di kantin dan memastikan bahwa mereka sudah memakan bekal yang mereka bawa.
Orang tua mereka pun turut berperan aktif dalam memberikan tugas tambahan bagi guru. Jam kerja mulai dari jam 7.00 pagi hingga 4.00 sore secara professional di sekolah.
Guru wali kelas memiliki beberapa atasan yang memberikan arahan sesuai kesepakatan kerja. Memang guru di sekolah internasional tidak ditugasi membuat silabus dan lainnya, tetapi tetap mengerjakan tugas administratif seperti menginput nilai, mengkoordinasikan materi pembelajaran agar setiap kelas mendapat materi yang sama dengan porsi, waktu, serta cara penyampaian yang sama persis agar tidak mendapat kritik dari atasan.
Di sekolah internasional biasanya memiliki events yang hampir ada di setiap bulannya. Events yang diadakan selalu meriah dengan memerlukan kerja keras dari para guru yang tergabung dalam kepanitiian. Jika dilihat dari propertinya saja sudah bisa terlihat jika biaya yang dikeluarkan untuk events selama 1 tahun bisa digunakan untuk membiayai acara resepsi di hotel bintang 5 dengan menu catering yang mewah.
Jadi, itulah fakta mengapa sekolah di sekolah internasional berbiaya tinggi atau mahal. Sekolah internasional juga lebih memprioritaskan kualitas dan mengutamakan kualitas terbaik bagi sekolah dan bagi siswa untuk meningkatkan kepercayaan orang tua siswa.