Dalam membangun hubungan, ada yang berprinsip apapun yang terjadi akan dimaafkan kecuali selingkuh. Jika salah satu pasangan ada yang selingkuh, sebuah hubungan rasanya akan sangat sulit untuk dipertahankan. Tapi apa sih sebenarnya yang menyebabkan seseorang nekat berselingkuh

Sekelompok ilmuwan punya penjelasan soal hal tersebut. Seperti yang telah kami kutip dari Brightside.me, berikut ini delapan alasan yang bisa membuat seseorang berselingkuh dari pasangannya. Bahkan dalam sebuah hubungan yang tampak baik-baik saja, godaan untuk selingkuh bisa tetap saja ada.

  • Sudah Tidak Ada Keintiman atau Kedekatan Lagi

Soal kedekatan dan keintiman bisa menjadi pemicu perselingkuhan. Ketidakmampuan melakukan percakapan dari hati ke hati dengan pasangan dan kurangnya dukungan antara satu sama lain, mendorong perempuan dan laki-laki untuk berselingkuh. Ada stereotip bahwa motif utama seorang pria adalah seks. Tapi ada hal yang lebih menarik. Dalam buku The Truth on Cheating, konselor pernikahan Gary Neuman mengatakan bahwa 47% klien pria yang berselingkuh mengaku tak memiliki keintiman emosional dengan pasangannya. Keadaan pun jadi makin sulit karena pria tidak suka menunjukkan perasaan mereka. Padahal, banyak perempuan yang sangat menginginkan agar pasangan prianya memiliki perasaan terbuka.

  • Adanya Pengaruh dari Orang Lain

Disadari atau tidak, orang-orang di sekitar juga memengaruhi kecenderungan seseorang terhadap perselingkuhan. Dalam satu polling anonim, lebih dari 75% pria yang melakukan hubungan badan dengan wanita yang bukan istrinya mengaku bahwa teman-teman mereka juga mengkhianati istri mereka. Pengaruh dari orang lain ternyata bisa mendorong seseorang untuk selingkuh.

  • Berkurangnya Gairah dan Romansa

Kurangnya emosi, hilangnya geliat romansa, serta kehidupan seks yang membosankan menjadi alasan bagi 70% pria dan 49% wanita memutuskan untuk berselingkuh. Demikian menurut survei dalam buku berjudul The Normal Bar oleh Chrisianna Northrup, Pepper Schwartz, dan James Witte. Perlu dicatat bahwa orang-orang dalam survei di atas juga mengatakan bahwa hubungan mereka bahagia secara umum, dalam artian tanpa skandal besar dan masalah mengecewakan lainnya.

  • Mengalami Krisis Paruh Baya

Yup, saat memasuki usia tertentu, beberapa orang mulai mengalami kondisi yang disebut krisis paruh baya. Saat mengalami krisis tersebut, seseorang akan makin rentan terhadap godaan seperti selingkuh. Demikian menurut penelitian yang dilakukan oleh Adam Alter dan Hal Hershfield dari New York University. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa krisis paruh baya biasanya terjadi pada usia 29, 39, atau 49 tahun. Memang tidak semua pria akan berselingkuh begitu memasuki usia-usia tersebut. Tapi sebagai info saja bahwa usia seseorang bisa menjadi salah satu faktor yang menyertai atau dapat memperburuk keadaan lain sehingga mendorongnya untuk berselingkuh. Kita hanya perlu lebih berhati-hati saja.

  • Menghabiskan Terlalu Banyak Waktu di Dunia Maya atau Media Sosial

Zaman sekarang memang rasanya sulit untuk lepas dari dunia maya atau media sosial. Namun, bukan berarti semua waktu dihabiskan untuk dunia maya saja. Kebanyakan beraktivitas di dunia maya atau media sosial bisa memicu perselingkuhan. Dalam sebuah penelitian berjudul ‘The Third Wheel: The Impact of Twitter Use on Relationship Infidelity and Divorce’, bila salah satu pasangan dalam sebuah hubungan mencurahkan terlalu banyak waktu ke Twitter atau jejaring sosial lainnya, maka, risiko perselingkuhan akan meningkat. Hubungan virtual di dunia maya dapat menyebabkan argumen bagi pasangan di dunia nyata. Hal ini jelas pada akhirnya bisa merusak keharmonisan.

  • Terlalu Sibuk Bekerja

Dalam sebuah survei di buku berjudul The Normal Bar oleh Chrisianna Northrup, Pepper Schwartz, dan James Witte, disebutkan bahwa lebih dari 1/3 pria yang berselingkuh adalah pelaku bisnis serius yang biasa menipu perempuan tercinta mereka selama perjalanan bisnis. Sementara pada wanita, 13% wanita berselingkuh di tempat kerja. Kemungkinan perselingkuhan di tempat kerja meningkat selama tahun 6-9 tahun perkawinan (tahun-tahun itu adalah yang paling rapuh bagi suatu pernikahan). Hm, tampaknya memang memiliki kemampuan manajemen waktu dan prioritas yang baik sangatlah penting dalam sebuah hubungan.

  • Kurangnya Oksitosin

Hormon oksitosin juga disebut hormon cinta. Ada yang juga menyebutkan oksitosin sebagai hormon pelukan (yang meningkat ketika kita memeluk dan mencium pasangan). Hormon ini memainkan peran penting dalam menciptakan dan menjaga kepercayaan dalam suatu hubungan.

Para ilmuwan berpikir bahwa kekurangan hormon itu bisa menjadi pemicu seseorang berselingkuh. Dalam sebuah percobaan, beberapa pria yang sudah menikah disuntik dengan oksitosin lalu berkenalan dengan seorang wanita yang menarik. Partisipan yang mendapat dosis hormon justru semakin menjaga jarak dengan wanita menarik itu. Sementara, partisipan yang tak mendapat dosis hormon itu justru mendekati perempuan menarik tersebut.

  • Selingkuh Memang Sudah Jadi Tabiatnya

Selingkuh bisa jadi tabiat seseorang. Pada kenyataannya, memang ada orang yang tidak bisa membayangkan hidup mereka tanpa perselingkuhan. Orang seperti itu tidak dapat mengubah perilaku yang sudah mengakar tersebut. Alasan sebenarnya untuk perilaku itu bervariasi dan mereka dapat menyembunyikan alasan itu jauh di dalam lubuk perasaan secara emosional. Kalau selingkuh sudah jadi tabiat, wah kayaknya bakal susah dihilangkan ya.

Penyebab seseorang selingkuh memang sangat banyak, Semua menginginkan dan mengharapkan hubungan yang harmonis. Jangan sampai kita tergoda selingkuh dan jangan sampai jadi korban perselingkuhan.