Buddha adalah agama yang memiliki peradaban yang lama di dunia. Banyak beberapa kelompok aliran dalam agama Buddha. Salah satu aliran kelompok dalam agama Buddha adalah kelompok Buddha Vajrayana. Apa artinya Vajrayana? Seperti apakah perkembangan aliran tersebut? Vajrayana, (Sansekerta: “Kendaraan Petir” atau “Kendaraan Berlian”) bentuk Buddhisme Tantra yang berkembang di India dan negara-negara tetangga, terutama Tibet.

Vajrayana, dalam sejarah Buddhisme, menandai transisi dari pemikiran spekulatif Mahayana ke penerapan ide-ide Buddhis dalam kehidupan individu. Istilah vajra (Sansekerta: “petir,” atau “berlian”) digunakan untuk menandakan yang benar-benar nyata dan tidak dapat dihancurkan dalam diri manusia, sebagai lawan dari fiksi yang menghibur seseorang tentang dirinya dan sifatnya; yana adalah pengejaran spiritual dari hal-hal yang pada akhirnya berharga dan tidak bisa dihancurkan.

Nama lain untuk bentuk Buddhisme ini adalah Mantrayana (“Kendaraan Mantra”), yang mengacu pada penggunaan mantra untuk mencegah pikiran tersesat ke dunia fiksi dan verbiage yang menyertainya dan untuk tetap menyadari realitas sebagai seperti itu; dan Guhyamantrayana, di mana kata guhya (“tersembunyi”) tidak mengacu pada penyembunyian tetapi pada intangibilitas proses untuk menyadari realitas.

Secara filosofis, Vajrayana mewujudkan ide-ide dari kedua disiplin Yogachara, yang menekankan ultimasi pikiran, dan filosofi Madhyamika, yang merongrong setiap upaya untuk menempatkan prinsip relativistik sebagai yang tertinggi. Berurusan dengan pengalaman batin, teks Vajrayana menggunakan bahasa yang sangat simbolis yang bertujuan membantu pengikut disiplinnya untuk membangkitkan dalam diri mereka pengalaman yang dianggap paling berharga yang tersedia bagi manusia. Vajrayana dengan demikian berusaha untuk menangkap kembali pengalaman pencerahan dari Buddha historis.

Dalam pandangan Tantra, pencerahan muncul dari kesadaran bahwa prinsip yang tampaknya berlawanan sebenarnya adalah satu. Konsep pasif shunyata (“kekosongan”) dan prajna (“kebijaksanaan”), misalnya, harus diselesaikan dengan karuna aktif (“welas asih”) dan upaya (“cara terampil”). Polaritas fundamental dan resolusinya sering diekspresikan melalui simbol-simbol seksualitas (lihat yab-yum).

Asal muasal sejarah Vajrayana tidak jelas, kecuali bahwa hal itu bertepatan dengan penyebaran aliran mentalistik Buddhisme. Ini berkembang dari abad ke-6 hingga ke-11 dan memberikan pengaruh yang langgeng di negara-negara tetangga India. Seni visual Vajrayana yang kaya mencapai puncaknya dalam mandala suci, representasi alam semesta yang digunakan sebagai bantuan untuk meditasi. Ayo, dapatkan informasi menarik lainnya dari indonesiar.com.