Home Budaya Amerika Serikat Amerika Akan Membatalkan Visa Pelajar & Peneliti China Karena Covid 19

Amerika Akan Membatalkan Visa Pelajar & Peneliti China Karena Covid 19

332
0

Amerika Serikat dilaporkan berencana untuk membatalkan visa ribuan mahasiswa pascasarjana dan peneliti dari China sesuai dengan sumber yang memiliki pengetahuan tentang masalah ini.

Pelajar & peneliti pascasarjana China di A.S. dapat membatalkan visa mereka

Sekitar 3.000 hingga 5.000 mahasiswa pascasarjana dan peneliti Tiongkok yang memiliki hubungan langsung dengan universitas yang berafiliasi dengan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), militer China, akan dikeluarkan, lapor The New York Times.

Orang-orang yang saat ini berada di A.S. akan memiliki visa mereka dibatalkan dan akan dikeluarkan, kata sumber, sementara mereka yang sudah di luar Amerika Serikat akan dilarang kembali.

Alasan untuk ini adalah untuk menekan mata-mata dan pencurian kekayaan intelektual yang diduga beberapa warga negara Tiongkok terlibat di kampus universitas dan kampus A.S., lapor Reuters.

Universitas di A.S. diharapkan untuk mendorong kembali terhadap langkah pemerintahan Trump, jika rencana dilanjutkan.

Sekitar 360.000 warga negara Tiongkok yang bersekolah di AS menghasilkan kegiatan ekonomi sekitar US $ 14 miliar (S $ 19,78 miliar) per tahun, sebagian besar dari uang sekolah dan biaya lainnya.

Langkah ini kemungkinan akan memperburuk hubungan AS-Tiongkok

Keputusan mengenai visa kemungkinan akan semakin memperburuk hubungan antara AS dan China, karena pemerintah China dapat membalas dengan memberlakukan visa dan larangan pendidikan pada orang Amerika di Tiongkok juga.

Walaupun rencana itu tidak secara langsung terkait dengan ketegangan bilateral atas Hong Kong, waktunya tampaknya menjadi bagian dari kampanye tekanan keseluruhan terhadap Cina, lapor Reuters.

Pada 28 Mei 2020, badan legislatif China menyetujui undang-undang keamanan nasional yang kontroversial yang akan memungkinkan “agen keamanan nasional” Tiongkok untuk beroperasi di Hong Kong.

Langkah ini telah dianggap oleh para ahli sebagai “pukulan mematikan” bagi otonomi dan kebebasan kota sebagai Daerah Administratif Khusus (SAR).