Home Budaya JEPANG Alasan Orang Korea Benci Banget Sama Orang Jepang Apa ?

Alasan Orang Korea Benci Banget Sama Orang Jepang Apa ?

996
0

Mengapa orang Jepang memperlakukan orang Korea begitu kejam selama pendudukan mereka di Korea?

Jepang memperlakukan orang Korea dengan kejam karena mereka tidak menyerah dengan harapan bahwa negara mereka masih bisa bertahan dari kekuasaan asing. Warga Korea terus memprotes, berharap satu hari nanti mereka bisa memerintah negara yang mereka cintai. Perlawanan Taiwan, di sisi lain, hancur setelah Jepang menyerbu, dan akhirnya banyak orang Taiwan memilih bekerja untuk Jepang daripada disiksa atau terbunuh. Jepang juga melihat peluang investasi di daerah itu, dan benar-benar membantu Taiwan mengembangkan standar modern. Tetapi saya ingin fokus pada jawaban sebelumnya yang saya lihat dibawah, dimana dikatakan Jepang membantu Korea.

Pertama-tama, memang benar bahwa Jepang menghabiskan uang untuk memodernisasi Korea (yang mereka rebut dengan cara memaksa para pejabat Korea untuk menandatangani perjanjian aneksasi dibawah todongan senjata). Sayangnya, itu semua untuk keuntungan mereka sendiri. Orang Korea masih setia kepada negara mereka, sekutu mereka, dan semua yang bertahan pada akhirnya akan tertindas, dipenjara bahkan dibunuh.

Jepang menghabiskan uang pada infrastruktur untuk lebih mudah menguasai Korea, karena Jepang ingin sepenuhnya menaklukkan rakyat Korea. Tentu saja, mereka yang mematuhi hukum Jepang dihargai, dan kadang-kadang bahkan diberi posisi pemerintah. Sangat disayangkan bahwa banyak dari peraturan yang dibuat saat itu sangat keras. Orang Korea terpaksa tidak memakai bahasa mereka, dan nama diganti menjadi nama Jepang. Pendidikan diambil alih, dan sistem dirubah sebagai cara untuk mengindoktrinasi anak-anak agar terpengaruh budaya Jepang. Satu kata dalam bahasa Korea pun ilegal. Budaya dan tradisi ditinggalkan.

Pemrotes kebijakan ini disiksa dan dibunuh dengan kejam. Salah satu contohnya adalah Ryu Gwan-Sun, yang menghabiskan waktu berhari-hari tanpa henti pergi ke pelosok semenanjung Korea, menyebarkan berita tentang rencananya untuk protes damai besar-besaran terhadap pemerintahan Jepang. Pada hari unjuk rasa, polisi Jepang datang, menembak dan membunuh banyak orang, termasuk orang tuanya. Ryu Gwan-Sun meninggal di penjara setelah berbulan-bulan disiksa. Jelas tidak ada persidangan yang adil atau lengkap, dalam insiden ini atau lainnya.

Tentara Jepang memperkosa wanita, seringkali sampai mati. Dijuluki sebagai “wanita penghibur”, wanita dari Korea dan negara-negara Asia Timur lainnya ditangkap dan dibawa ke rumah bordil di garis depan perang di mana mereka akan dipaksa untuk menjadi budak seks dan melayani tentara yang tidak mengenal rasa puas. Kekejaman tentara dan polisi semacam itu di negara-negara jajahan adalah hal biasa. Salah satu contohnya adalah Unit 731, di mana 254 warga Korea terbunuh dalam eksperimen medis manusia yang aneh, dari total 250.000 orang yang menjalani perawatan ini, sebagian besar orang Cina, Mongolia, dan Korea. Ada juga kisah terkenal dari dua tentara Jepang yang berlomba menjadi yang pertama membunuh 100 orang Cina dengan pedang, yang diliput oleh surat kabar Jepang seperti acara olahraga. Ketika tidak ada pemenang yang jelas, mereka mengadakan pertandingan ulang dengan senjata api.

Jepang tidak hanya memodernisasi Korea. Mereka juga menghancurkan masa lalu korea. Mereka membakar banyak bangunan pemerintah dan istana Korea. Mereka melarang mata uang Korea. Ada yang mengatakan di jawaban sebelumnya bahwa “Seperti yang anda ketahui, anda tidak dapat mempercayai dan percaya semua yang tertulis dalam buku sejarah.” Sayangnya, inilah kejahatan yang dilakukan Jepang. Mereka telah mempelajari sejarah dan menciptakan citra keadilan sejarah. Mereka memberi tahu dunia bahwa pulau Dokdo (“Takeshima”) adalah wilayah Jepang ketika fakta geografis, peta sejarah, perjanjian, dan bukti lainnya yang tak terhitung membuktikan sebaliknya. Untuk menegakkan kepercayaan mereka di seluruh dunia, mereka menggunakan kekuatan ekonomi raksasanya untuk memengaruhi hubungan global dan pengadilan (yang merupakan salah satu alasan Korea menolak tawaran Jepang untuk menyelesaikan masalah Dokdo di ICJ).

Berbicara tentang ekonomi Jepang …

Di jawaban sebelumnya menyebutkan bahwa lompatan ekonomi Korea ke GDP ke-11 tertinggi di dunia disebabkan oleh modernisasi Jepang. Itu tidak benar. Ketika Jepang meninggalkan semenanjung Korea, mereka menghancurkan semua yang telah mereka bangun. Mereka juga membakar semua hutan dan menjarah semua sumber daya yang bisa mereka temukan. Korea tidak berdaya. Faktanya, ekonomi besar Jepang melonjak ke salah satu ekonomi terbesar di dunia sebagian karena Korea. Ketika Perang Korea pecah, perusahaan-perusahaan Jepang mengambil kesempatan untuk memproduksi dan menjual senjata secara massal. Di jawaban sebelumnya mengatakan bahwa ‘tidak akan ada perdamaian antara Korea dan Jepang’ jika Korea tidak mengakui bahwa Jepang membantu Korea. Jepang ingin dua hal: satu, kejahatan historis mereka dilupakan (apa yang anda sebut sebagai “perdamaian”), dan dua, agar ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan terus berlanjut, sehingga Jepang dapat meneruskan ekspor senjata ke Korea.

Ekonomi Korea berkembang pesat dengan kerja keras tak kenal lelah dari rakyat Korea. Protes yang tak terhitung jumlahnya, Keajaiban di Sungai Han, dan pertumbuhan ekonomi yang eksponensial disebabkan oleh kontribusi buruh Korea terhadap ekonomi, dan itu dilakukan sangat sulit setelah pendudukan Jepang dan perang Korea. Karena saat itu keadaannya benar-benar hancur.

source: Ian chung