President Donald trump, pemimpin Amerika Serikat (AS) sudah mencoret China dan Indonesia dari daftar negara berkembang. Selain China dan Indonesia, ada tiga negara lainnya yang juga dicoret AS dari daftar negara berkembang, yaitu Brasil, India, dan Afrika Selatan.

Dikutip dari TheStar, Minggu (23/2/2020), Kantor Perwakilan Dagang AS (USTR) mencoret China dan Indonesia bersama tiga negara dari daftar negara berkembang. Kelima negara tersebut dinyatakan sebagai negara maju dalam perdagangan internasional.

Diperkirakan US $ 40 miliar pada tahun 2019, ekonomi Internet Indonesia diperkirakan akan melampaui batas US $ 130 miliar pada tahun 2025.  Indonesia masih bergantung pada pasar domestik dan pengeluaran anggaran pemerintah dan kepemilikannya atas perusahaan milik negara (pemerintah pusat memiliki 141 perusahaan). Administrasi harga berbagai barang kebutuhan pokok (termasuk beras dan listrik) juga memainkan peran penting dalam ekonomi pasar Indonesia. Namun, sejak 1990-an, sebagian besar perekonomian telah dikendalikan oleh individu Indonesia dan perusahaan asing.

Tetap saja pihak USTR mengatakan pihaknya telah merevisi metodologi negara berkembang untuk investigasi atas bea balik, sebuah bea yang dikenakan pada import ke Amerika Serikat. Sebab, pedoman yang digunakan sejak tahun 1998 dinilai telah usang.

Namun membandingkan Indonesia dengan China memang keputusan yang ngawur. Negara komunis China memiliki ribuan badan usaha milik negara yang hebat dan bersih, sedangkan Indonesia masih banyak badan usaha milik negara yang korup, justru bidang usaha yang mencakup hajat hidup orang banyak di Indonesia masih dikuasai oleh kapitalisme yang muncul karena masa pemerintahan orde baru.


Sumber:

The sun