Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses agar secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan.
Banyak pendapat dari para ahli filsafat, tentang arti dari pendidikan itu. Akan tetapi secara garis besar pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan yang kita terima tidak hanya pendidikan formal saja, tetapi juga pendidikan informal, dan pendidikan non-formal. Menurut pola pengelolaannya, pendidikan dibagi menjadi tiga golongan, yaitu; pendidikan formal, pendidikan nonformal, dan pendidikan informal.
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Seperti halnya yang kita lakukan saat ini. Yakni menempuh pendidikan pada lembaga-lembaga pendidikan. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, dilakukan mulai kita duduk di bangku Taman Kanak- Kanak sampai bangku perguruan tinggi.
Jadi pendidikan formal sangatlah penting sekali bagi kita. Dan kita tidaklah bisa dengan tanpa salah meninggalkan pendidikan tersebut. Dengan pendidikan formal, kita bisa belajar membaca, menulis, berhitung dan lain sebagainya. Tetapi terkadang juga ada sebagian anggapan orang bahwa pendidikan formal tidak perlu sampai setingginya, cukup hanya pendidikan Sekolah Dasar saja. Apalagi bagi masyarakat awam yang tinggal dipedesaan dan bertepatan anak perempuan, Mereka menganggap bahwa asalkan bisa membaca, menulis, dan berhitung sudah cukup bagi mereka. toh ujung-ujungnya adalah dapur sehingga menempuh pendidikan sampai perguruan tinggi hanya lah buang-buang uang dan waktu saja. Sebagaimana yang kita ketahui negara kita Indonesia ini, adalah Negara yang padat penduduknya, begitu juga dengan angka kemiskinan yang tinggi. Karena factor
Ekonomilah banyak anak-anak yang tidak bisa melanjutkan pendidikanya ke jenjang yang lebih tinggi. Oleh karena itu pemerintah mencoba untuk memcanangkan program-program social diantaranya GNOTA ( Gerakan Orang Tua Asuh ) dan dana BOS. Adapun tujuan dari dari program itu adalah untuk meminimkan jumlah anak-anak yang putus sekolah atau tidak mampu duduk dibangku sekolah dan Pemerintah meginginkan anak- anak Indonesia ini dapat menempuh pendidikan sampai pendidikan dasar 9 tahun.
Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua. Pendidikan anak usia dini sangat esensial bagi perkembangan anak. Dapat diartikan juga sebagai segenap upaya pendidik dalam memfasilitasi melalui penyediaan berbagai pengalaman dan rangsangan yang bersifat mengembangkan, terpadu, dan menyeluruh sehinggah anak dapat berkembang secara sehat dan optimal sesuai dengan nilai dan norma yang dianut.
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan dan yang berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Hasil pendidikan informal diakui sama dengan dan setelah peserta didik lulus ujian sesuai dengan. Hanya saja, ketika anak didik ini mengghendaki ijazah dan berniat untuk melanjutkan ke pendidikan formal yang lebih tinggi maka peserta pendidikan informal bisa mengikuti ujian persamaan melalui PKBM atau lembaga nonfofmal sejenis yang menyelenggarakan ujian kesetaraan.
Dapat juga kita memaknai bahwa Pendidikan informal merupakan proses pendidikan yang diperoleh seseorang dari pengalaman sehari- hari dengan sadar atau tidak sadar, pada umumnya tidak sistematis dan tidak teratur, diperoleh sejak manusia lahir sampai manusia meninggal, seperti contoh; di dalam keluarga, tetangga, pekerjaan, atau di dalam pergaulan sehari-hari. Pendidikan dalam keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama bagi setiap orang. Seperti yang kita ketahui bahwa, keluarga yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan Anak,mempunyai suatu ikatan yang erat sehingga dapat membantu seorang Anak untuk mengembangkan sifat cinta kasih, persahabatan, hubungan kerja sama, rasa saling menghormati dan menghargai satu sama lain, kedisiplinan dan lain sebagainya. Jadi dapat kita katakana setiap orang mendapatkan pendidikan informal terlebih dahulu, selanjutnya pendidikan akan bertahap-tahap sesuai dengan usia.
Selain itu kita juga harus mengetahui bahwa ciri-ciri dari pendidikan informal itu sendiri. Adapun ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
a. Tidak diselenggarakan secara khusus.
b. Tidak diprogramkan secara tertentu.
c. Tidak ada waktu belajar tertentu.
d. Metodenya tidak formal.
e. Tidak adanya penilaian akhir atau evaluasi.
f. Tidak diselenggarakan oleh pemerintah.
g. Lingkungan pendidikan tidak disediakan khusus.
Pendidikan informal hinggah dewasa ini memang kurang dikenal oleh masyarakat, padahal pendidikan semacam ini merupakan pendidikan yang paling klasik. Orang tua zaman dahulu sebelum dikenal adanya lembaga pendidikan mereka hanya bisa melakukan penganjaran terhadap anaknya dengan cara di beri bimbingan sendiri di dalam keluarga. Kalaupun mereka menyuruh orang lain untuk mengajarinya itu karena mereka ingin anaknya memiliki suatu keterampilan yang tidak ia miliki. Kemudian ketika, bagaiman peranan pendidikan informal bagi bangsa? Hal itu mungkin sangatlah signifikan. apalagi ketika pemerintah dapat mendorong serta mendukung akan kesadaran keluarga dalam memupuk sebuah pendidikan di rumah dapat mendorong anak untuk memiliki visi hidup yang jelas, memiliki pandangan ke masa depan dan memiliki sifat yang positif karena berada dalam lindungan keluarga yang peduli dengan secara keseluruhan.
Hal yang paling khas yang dapat kita temukan dalam pendidikan informal adalah besarnya kemungkinan tergalinya keterampilan serta potensi tinggi yang dimiliki oleh seorang anak. Kita coba bandingkan saja antara anak yang hanya dikenalkan dengan berbagai pelajaran dalam pendidikan formal tanpa disertai pendidikan informal mereka tentunya kurang peka untuk mendeteksi keterampilannya dan bisa-bisa mereka terjebak dalam kebingungan bidang mana yang harus ia tempuh.
Tidak sedikit seseorang yang mengambil jurusan mesin akhirnya menjadi pegawai bank, yang mengambil jurusan hukum malah memilih menjadi tentara dan lain sebagainya yang tidak sesuai akan bidang yang mereka geluti selama disekolah. Mengapa demikian? Karena sejak awal mereka tidak dapat mengetahui talenta yang mereka miliki sehinggah mereka seakan mendapatkan apa yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Karena sering kali talenta itu ditemukan bukan di dalam sekolahan melainkan di luar sekolahan, dan alangkah lebih bernilainya ketika perang orang tua sangat dominan dalam mengarahkan dan memberi semangat akan bakat yang dimiliki oleh anaknya.
Pembahasan tentang pendidikan keluarga mengandung dua makna yang saling bertautan. Pertama; pendidikan keluarga mengandung mekna pendidikan di dalam keluarga; yaitu pendidikan yang berlangsung didalam keluarga terhadap anak-anak yang lahir di dalam keluarga atau anak-anak yang menjadi tanggungan keluarga itu. Kedua; pendidikan keluarga mengandung makna pendidikan tentang cara menyelenggarakan kkehidupan keluarga untuk mencapai kehidupan keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah.
Keluarga sebagai institusi social paling kecil, kehidupanya merupakan basis dari kehidupan suatu bangsa. Kehidupan keluarga dapat dijadikan indicator untuk melakukan pengujian kemajuan dan kesejahteraan atau kesengsaraan dan kemunduran suatu bangsa. Kehidupan keluarga memiliki peranan penting di dalam pembangunan social ekonomi, social psikologi, social budaya dan pembangunan spiritual suatu bangsa. Pada umumnya keluarga merupakan lingkungan hidup yang pertama bagi setiap manusia. Kehidupan di dalam keluarga merupakan lingkungan yang pertama kali memberikan pengaruh pada cara individu untuk memenuhi kebutuhan dasar di dalam mendapatkan pengetahuan, memiliki sikap dan mengembangkan di dalam dan untuk kehidupan. Keluarga sebagai lingkungan hidup pada kenyataannya dapat memberikan pengaruh pada kehidupan seseorang secara positif apabila keluarga itu dibangun, dibina dan dikelola oleh orang yang mengerti akan kehidupan keluarga.
Dan ternyata, pendidikan informal tidaklah buruk ketika dilirik oleh mereka yang menghendaki akan sebuah perubahan pada generasi muda penerus dalam bangsa ini.