Stereotip gender membuat beberapa orang percaya bahwa wanita adalah kaum yang lebih bersemangat untuk menikah. Namun berdasarkan fakta penelitian yang ada wanita juga lebih banyak menggugat cerai. Ya, penelitian demi penelitian telah membuktikan bahwa wanita memulai perceraian jauh lebih banyak daripada pria saat ini.

Menjalin hubungan pernikahan memang enggak jauh dari soal perceraian. Menurut beberapa survei membuktikan bahwa sebagian besar masyarakat dunia setuju bahwa 50% pernikahan berakhir dengan perceraian. Wah, besar banget kemungkinannya ya!

Menurut penelitian 2015 dari American Sociological Association (ASA), hampir 70% perceraian dilakukan oleh wanita. Lantas apa sih penyebab perceraian yang terjadi dalam hubungan pernikahan?

Sebuah penelitian besar baru dari Universitas Harvard mengungkapkan bahwa alasan utama wanita menceraikan suami mereka adalah karena kurangnya pekerjaan. Para peneliti melihat data 46 tahun lalu, penelitian ini melibatkan lebih dari 6.300 pasangan menikah yang diperoleh Panel Study of Dynamics Income dari tahun 1968 hingga 2013. Setelah tahun 1975, para peneliti menemukan bahwa pria yang tidak bekerja memiliki peluang 3,3%.

Penelitian ini juga memperhitungkan sejumlah faktor hubungan lain seperti tanggung jawab rumah tangga, ketergantungan ekonomi, dan keuangan, namun hasil yang paling unggul adalah status pekerjaan suami.

Selain itu, zaman sekarang sebagian besar wanita di dunia adalah pekerja. Di sisi lain, wanita juga dituntut untuk melakukan pekerjaan rumah dan mengasuh anak. Sedangkan pria hanya fokus untuk bekerja tanpa memberikan bantuan kepada wanita. Itu menunjukkan bahwa masih ada kurangnya kesetaraan mengenai pekerjaan rumah tangga saat menjalani kehidupan pernikahan. Itu adalah kesenjangan yang mungkin membuat pernikahan tampak kurang menguntungkan bagi seorang wanita yang berorientasi pada karier.

“Jika istri menghasilkan lebih banyak uang tetapi masih diharapkan untuk melakukan lebih banyak pekerjaan rumah dan perawatan anak, apa gunanya?” tanya Anita A. Chlipala, ahli Pernikahan dan keluarga.

Ada juga beberapa wanita yang merasa kesulitan karena kariernya tak didukung oleh suami ketika sukses di tempat kerja. Satu studi 2019 yang diterbitkan dalam jurnal Personality and Social Psychology Bulletin bahkan menemukan bahwa banyak pria mengalami “tekanan psikologis” jika istri mereka menghasilkan lebih banyak uang daripada pria. Itu juga jadi salah satu alasan mengapa wanita ingin mengakhiri pernikahannya.