Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Cardig Aero Service (CAS) resmi menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) perjanjian Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk Bandar Udara Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pengelolaan bandara ini akan diberikan kepada CAS dan Changi Airports International PTE LTD (CAI) selama 25 tahun sampai 2044.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, CAI selaku salah satu pengelola Bandara Komodo akan mulai membuka penerbangan internasional dari Singapura dan Australia ke Labuan Bajo mulai Juni tahun ini. Dengan begitu, Bandara Komodo ditargetkan bakal berstatus sebagsi bandar udara internasional sejak Juni 2020.

“Bandara ini semula akan dibuat internasional pada 2021. Tapi kami bersepakat kalau gitu kita laksanakan lebih awal yaitu di bulan Juni ini,” ujar Menhub Budi di Gedung Kementerian Perhubungan, Jakarta, Jumat (7/2/2020).

“Kita harapkan investor ini bisa serius, dan saya minta dukungan bapak Menpar (Wishnutama) untuk melakukan suatu effort tertentu, baik itu promosi maupun dekorasi warna keaslian dari Labuan bajo,” tambahnya.

Dia melanjutkan, CAS mulanya baru akan mulai diberi hak kelola Bandara Komodo pada awal 2021 mendatang. Namun dipercepat jadi Mei 2020.

Langkah percepatan lainnya yakni terkait pemanjangan landasan pacu (runway) Bandara Komodo. Menhub Budi mengutarakan, itu akan diselesaikan bertahap mulai Juni tahun ini.

“Bertahap lah ya, bulan Juni kita harapkan selesai sebagian kemudian diteruskan. (Dari berapa ke berapa?) Pertama kali dari 2.450 meter menjadi 2.600 meter, setelah itu menjadi 2.700 meter,” terangnya.

Jika seluruh proses pengembangan selesai, maka kapasitas penumpang Bandara Komodo nantinya akan bertambah hingga sekitar 5 juta orang. “Kita rencanakan menjadi 5 juta penumpang dari sekarang 1,5-2 juta (penumpang),” pungkas Menhub Budi.