Keputusan Jaksa Penuntut Swedia pada Selasa, 19 November 2019, yang memutus menghentikan kasus dugaan perkosaan oleh Julian Assange, pendiri WikiLeaks, membuat sosok Assange kembali menarik perhatian publik. Kasus ini bergulir sejak 2010 hingga membuat Assange bersembunyi di kantor Kedutaan Besar Equador di London, Inggris.

“Setelah melakukan sebuah penilaian yang komprehensif pada apa yang mendorong dilakukan investigasi, saya menilai bahwa bukti-bukti tidak cukup kuat untuk membentuk dasar tuntutan. Sembilan tahun berlalu, waktu telah memainkan peran dalam putusan ini,” kata Wakil Jaksa Penuntut, Eva-Marie Persson.

Hanya satu, dari beberapa perempuan, yang mengajukan gugatan hukum kepada Assange. Jaksa Penuntut menilai tidak cukup bukti untuk menjatuhkan tuntutan pada Assange.

Assange, 48 tahun, adalah warga negara Australia. Dia menarik perhatian dunia internasional sebagai pembocor melalui situsnya WikiLeaks. Dikutip dari biography.com, Assange adalah orang yang berotak jenius.

Dia meretas banyak profil database organisasi. Pada 2006, dia mulai mendirikan WikiLeaks, sebuah situs yang ditujukan untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi yang seharusnya bersifat rahasia. Informasi tersebut dibagikan WikiLeaks ke seluruh dunia. Pada 2010, dia bahkan mendapat julukan ‘Person of the Year’ dari majalah Time.

Assange sebelum membuat geger dunia, pernah bekerja sebagai wartawan, programer komputer dan aktivis. Dia memiliki masa kanak-kanak yang tak biasa dibanding anak sesusianya, yakni menghabiskan waktu bertahun-tahun keliling ke beberapa negara bersama ibunya, Cristine dan ayah tirinya, Brett Assange. Kedua orang tua Assange itu bekerja sebagai tim produksi seni teater. Ayah tiri Assange menggambarkan putranya sebagai anak yang cerdas yang siap berkelahi ketika diremehkan.

Hubungan Cristina dan Brett kemudian merenggang, namun Assange dan ibunya tetap menjalani gaya hidup yang sama. Berpindah-pindah negara di usia sekolah membuat Assange keluar – masuk sekolah baru sebanyak 37 kali. Tidak sedikit pula Assange menjalani waktu belajar di rumah atau homeschooling.

Assange menemukan gairahnya dibidang komputer ketika masuk usia 16 tahun atau ketika dia mendapat hadiah komputer dari ibunya. Dia mengembangkan sebuah sistem untuk meretas atau membajak sistem komputer. Pada 1991, Assange meretas server utama Nortel, yakni sebuah perusahaan telekomunikasi dan hal ini telah membuatnya dalam masalah. Di negara asalnya, Assange dikenai lebih dari 30 dakwaan karena melakukan peretasan, namun dia ‘selamat’ dengan membayar uang denda atas kerusakan yang di timbulkannya.

Assange melanjutkan karirnya di bidang komputer programmer dan pengembang software. Assange yang berotak cerdas kuliah jurusan matematika di Universitas Melbourne, Australia. Namun dia DO atau keluar dari sekolah tanpa sempat menuntaskan S1-nya. Beberapa tahun kemudian Assange mengatakan dia keluar kuliah karena alasan moral, yakni dia tidak mau seperti mahasiswa lain yang mengerjakan sejumlah proyek untuk militer Australia.

Keluar dari kuliah, Assange mendirikan WikiLeaks. Situsi ini diluncurkan secara resmi pada 2007 di Swedia karena negara itu amat melindungi seseorang yang ingin menutupi identitasnya. Dunia mulai geger ketika pada tahun itu, WikiLeaks mulai membocorkan dokumen militer Amerika Serikat soal penjara Guantanamo. Dia juga membocorkan surat-surat elektronik calon Wakil Presiden Amerika Serikat, Sarah Palin.

Pada awal Desember 2010, Assange tersandung kasus hukum serius hingga pada awal Agustus 2011 dia disidik oleh kepolisian Swedia atas dugaan melakukan kekerasan seksual. Dia menghadapi dua tuduhan, yakni seksual dengan paksaan dan satu tuduhan perkosaan.

Assange  berulang kali menyangkal tuduhan melakukan perkosaan dan menyebut tuduhan itu bagian dari rencana untuk menyudutkannya dan mengirimkan dia ke Amerika Serikat. Setelah menunggu hampir satu dekade, Jaksa Penuntut pada Selasa, 19 November 2019, menghentikan kasus ini dengan menyebut tidak cukup bukti. Penggugat masih pikir-pikir atas keputusan Jaksa ini.

source: