Do Thanh adalah desa kaya di Vietnam yang disemuti rumah jangkung berparas modern. Namun di balik kemapanan itu tersimpan sisi gelap yang menyeret desa ini ke dalam kasus kematian 39 buruh migran di Inggris.
Sekilas desa Do Thanh terlihat seperti sebuah surga keluarga. Namun paras mewah pada wajah desa menutupi fakta kemiskinan dan pengangguran yang masih merajalela. Hampir 80% gedung dan rumah di desa ini dibangun dengan uang kiriman dari kerabat yang bekerja sebagai buruh migran di Eropa atau Amerika Serikat. Warga Do Thanh yang saat ini bekerja di luar negeri secara rutin mengirimkan uang ke desa. Seringkali uang tersebut diinvestasikan kembali untuk memperbesar hunian keluarga. “Jika Anda bekerja di Vietnam, butuh waktu yang sangat lama untuk bisa membangun rumah sebesar ini,” kata Nguyen Van Ha, Kepala Desa. Tanpa buruh migran, Do Thanh akan selamanya tertinggal. Di Do Thanh, uang kiriman dari luar negeri bahkan digunakan untuk membiayai pembangunan gereja yang mewah. Tidak heran jika desa ini dijuluki kampung para mlliarder, lantaran dibutuhkan dana sebesar satu miliar Dong atau setara dengan Rp. 600 juta untuk membangun rumah megah seperti yang terlihat menyemuti desa. Kemiskinan dan tingkat pengangguran tinggi pula yang mendorong tiga penduduk desa bertaruh nyawa mengungsi ke Eropa. Ketiganya kini diduga kuat termasuk dalam 39 buruh migran yang ditemukan tewas di sebuah kontainer pendingin di Inggris. Padahal ongkos perjalanan menggunakan jasa penyelundup manusia bisa mencapai USD 50.000. Meski risiko yang besar, tidak sedikit penduduk Do Thanh yang tergiur kemakmuran tetangga dan memutuskan untuk mengambil risiko pergi ke Eropa. Situasi ini menciptakan persaingan kemakmuran yang terlihat pada kondisi rumah masing-masing keluarga. Banyak yang diklaim menjadi kaya mendadak karena kiriman uang kerabat di luar negeri. Bank Dunia mencatat, buruh migran Vietnam mengirimkan USD 16 miliar ke kampung halaman pada 2018. Angka tersebut meningkat 130% dalam satu dekade terakhir. Devisa kiriman buruh migran itu tercatat dua kali lipat lebih besar ketimbang surplus perdagangan yang dicatat Vietnam untuk periode waktu yang sama.
source: Reuters