Sistem pendidikan di Thailand tidak beda dengan sistem pendidikan di Indonesia. Dari paparan tulisan ini adalah hasil dari interviu penulis dengan guru-guru di Thailand selama penulis di Bangkok maupun penulis lakukan dalam video calling dengan guru yang ada di Thailand. Untuk memnambah lengkapnya paparan tulisan ini penulis mengambil juga berbagai sumber dari buku maupun internet.

Sistem pendidikan di Thailand terbagi menjadi 3, yaitu : pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan informal.Untuk sistem pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar dan pendidikan tinggi. sedangkan sistem pendidikan non-formal terdiri dari : program sertifikat kejuruan, program short course sekolah kejuruan dan interest group program.

Wajib belajar di Thailand lebih menekankan wajib belajar 12 tahun artinya bahwa usia sekolah menjadi perhatian bagi pemerintah Thailand, dengan rincian grade sebagai berikut :

Pendidikan play group dan TK usia 3-6 tahun
Pendidikan Sekolah dasar (selama 6 tahun), grade 1-6
Pendidikan Sekolah Menengah (selama 3 tahun), grade 7-9
Pendidikan Sekolah Menengah atas (selama 3 tahun), grade 10-12

Untuk grade 7-12 dalam satu komponen sekolahan, mereka tak harus mendaftar lagi , sudah otomatis melanjutkan di sekolah itu.

Ujian Nasional (UN) di Thailand dikoordinasikan oleh Bureu of Education Testing Office dari Komisi Pendidikan Dasar yang memakai Sistem Ordinary National Education Test (O-net). UN di wajibkan untuk grade 3, 6, 9 dan 12. Ada 8 mata pelajaran yang di-UN kan yaitu :

Bahasa Thai
Matematika
Science
Ilmu sosial
Agama dan Kebudayaan
Bahasa asing
Health dan Physical Education
Art, Career dan Technology

Sedangkan siswa dari grade 1,2,4,5,7,8,10 dan 11, mengikuti ujian kelas dari sekolah masing-masing yang mengacu dari Office of Academic affair , Kementrian Pendidikan Thailand, secara serentak.

Lima kunci sukses pendidikan di Thailand, yaitu selalu mendasarkan pada sains dan teknologi; sehingga semua produk yang dihasilkan berdasarkan pada penelitian atau riset. Hasilnya, kalau menghasilkan produk pertanian benar-benar unggul, maka tidak mengherankan kalau ada jambu atau ayam Bangkok, artinya produk yang dihasilkan benar-benar bermutu.

Keberhasilan yang dicapai juga karena profit, artinya setiap kegiatan harus memberikan keuntungan, sehingga banyak prostitusi yang dikemas dalam industri pariwisata. “Ini yang tidak perlu ditiru oleh Bangsa Indonesia, karena untuk mendapatkan pendapatan atau profit/keuntungan yang besar menghalalkan segala cara,”. Karena sebagian besar daerah di Thailand banyak mengembangkan Industri pariwisata. Penduduk di Bangkok saja lebih sedikit dari wisatawan yang ada di kota tersebut. Dengan cara inilah pendapatan negara tersebut selalu surplus.

Kunci yang mendukung pendidikan yang lain value dan menjaga nilai-nilai budaya, sehingga Thailand menjadi negara bersih, tertib hukum dan disiplin, serta selalu berpegang pada ideologi yang ada dan tumbuh di Thailand. Raja sebagai wakil Tuhan, sehingga kedudukannya kuat dan ada di hati rakyatnya, dan inilah yang dapat menghidupkan living values bisa tumbuh subur di kalangan siswa sekolah di Thailand, yang menjadikan hidup itu menjadi lebih hidup. Sedangkan semua urusan politik diserahkan kepada perdana menteri.

Sistem Pendidkan suatu negara bisa maju dan berkualitas namun membutuhkan proses yang sangat panjang.dan lama terutama dalam mendisiplinkan guru dan siswanya, pasalnya guru guru di Thailand benar-benar menfokuskan kerjanya ke satu tugas penuh waktu. Dalam masalah pendidikan di Thailand guru yang dipanggil “Kunkru” merupakan penentu keberhasilan pendidikan, yang tidak berbeda dengan Indonesia.

Semangat guru dengan penuh pengabdian sangat diperlukan bagi kita untuk bersama sama terutama dalam menghidupkan nilai-nilai hidup, sehingga hidup ini lebih bermakna. Bravo guru Indonesia, mari bercermin dengan negara lain untuk meningkat living values education kita.

source: kaskus