Erick Thohir makin dikenal sebagai penyelenggara Asian Games ke-18 Jakarta Palembang 2018. Acara yang sangat mahal ini merupakan acara multi-olahraga pan Asia yang dijadwalkan diadakan dari 18 Agustus hingga 2 September 2018 di kota-kota Indonesia di Jakarta dan Palembang. Erick Thohir juga menjadi penulis buku yang berjudul Pers Indonesia di Mata Saya yang diluncurkan tahun 2011 oleh penerbit Republika yang juga dimiliki oleh dirinya sendiri.

Sebagai pendiri Mahaka Group yang merupakan perusahaan induk dari perusahaan yang memiliki fokus pada bisnis media dan entertainment. Namanya menjadi terkenal didunia internasional semenjak pembelian klub sepakbola Italia yang berlaga di seri A yakni F.C. Internazionale Milano (Inter Milano) pada November 2013. Erick Thohir dipercaya sebagai presiden klub ke 21 dalam 106 tahun sejarah klub tersebut. Bersamaan dengan itu, ia juga memiliki klub sepakbola Amerika, D.C. United dan juga pernah sebagai pemilik klub bola basket NBA Philadelphia 76ers.

Erick sendiri dikeluarganya merupakan anak bungsu dari pasangan Muhammad Teddy Thohir dan Edna Thohir, dikarunia tiga orang anak. Satu putri dan dua putra. Mereka adalah Hireka Vitaya yang lahir pada 9 September 1961, Garibaldi Thohir lahir pada 1 Mei 1965, dan Erick Thohir lahir pada 30 Mei 1970.  Saudaranya, Garibaldi “Boy” Thohir, adalah seorang bankir investasi. Ia juga memiliki kakak perempuan bernama Rika. Tohir kecil turut membantu bisnis keluarga.

Erick Thosir pun memiliki berbagai unit usaha Mahaka seperti di bidang penyiaran (broadcast) yakni Gen FM & Jak FM, stasiun televisi Jak tv, media luar ruang (out of home) Mahaka Advertising, penerbitan (publishing) yakni Harian Republika,Golf Digest, digital yakni Rajakarcis.com dan berbagai perusahaan lainnya yang bergerak di bisnis olahraga dan hiburan.

Erick Thohir sangat beruntung terlahir dari keluarga yang berada. Astra International yang merupakan perusahaan serba usaha yang menguasai 80% pabrikan mobil Jepang di Indonesia juga didirikan oleh keluarga mereka. Pada tahun 1993 Erick lulus program Master untuk Bisnis Administrasi (Master of Business Administration) dari Universitas Nasional California, Amerika Serikat. Sebelumnya memperoleh gelar sarjana (Bachelor of Arts) dari Glendale University.

Sekembalinya ke Indonesia, bersama beberapa rekan semasa kuliahnya ia mendirikan Mahaka Group. Perusahaan ini membeli Republika pada tahun 2001 saat berada di ambang kebangkrutan. Ia mendapat bimbingan dari ayahnya serta pendiri  Kompas dan pendiri Jawa Pos. Mahaka Group melebarkan potensinya dengan mendirikan perusahaan media luar ruang bernama Mahaka Advertising seiring bertubuhan ekonomi dan masyarakat perkotaan pada tahun 2002.

Setelah meluncurkan stasiun televisi Jak tv untuk memperkuat positioning sebagai bisnis yang fokus pada masyarakat perkotaan di tahun 2005, Mahaka memperkenalkan radio 98.7 Gen FM & 101 Jak FM serta penyertaan pada PT Radionet Cipta Karya (Prambors FM, Delta FM dan FeMale Radio) serta berbagai perusahaan yang bergerak di bidang periklanan, hburan dan digital. Ia juga pendiri dari organisasi amal Darma Bakti Mahaka Foundation dan Dompet Dhuafa Republika. Di tahun 2008, bersama Anindya Bakrie mendirikan tvOne dan situs berita, Viva news. Pada tahun 2014 ia menjabat sebagai Direktur Utama Antv hingga sekarang.

Pada September 2013, presiden dan pemilik klub Internazionale (Inter Milano), Massimo Moratti pada saat itu mengkonfirmasi pembicaraan untuk penjualan saham mayoritas 70% kepada Erick. Pada tanggal 15 Oktober 2013 setelah melalui proses negosiasi yang panjang, melalui International Sport Capital yang dipimpin oleh Erick secara resmi menjadi pemegang saham mayoritas dengan memiliki saham klub sebesar 70%. Kemudian dengan cerdasnya, Erick Thohir menjual klub sepakbola tersebut kepada Suning Holdings Group Co, perusahaan perdagangan asal China membeli hampir 70 persen saham Inter Milan sekitar 270 juta euro (US$ 306 juta) atau sekitar Rp 4,08 triliun (asumsi kurs Rp 13.364 per dolar Amerika Serikat).

Dalam pernyataan perseroan, Suning membeli saham eksisting dan baru di Inter Milan. Usai akuisisi, pengusaha Indonesia yang sebelumnya pemegang saham mayoritas Inter Milan Erick Thohir masih akan memegang sekitar 30 persen saham. Hal ini sebenarnya sangat disesalkan oleh mantan pemiliki Intermilan Massimo Moratti, akan tetapi hal ini sudah terjadi dan tidak ada yang bisa dia lakukan lagi.

Erick Thohir menjadi amat sangat kaya setelah mengeruk keuntungan penjualan Intermilan. Ia juga akan tetap menjadi Presiden Inter Milan. Sementara, pemilik lama Massimo Moratti akan menjual kepemilikan sahamnya kepada Suning. Pimpinan Suning Holdings Zhang Jindong menuturkan, pembelian saham Inter Milan akan membantu Suning memanfaatkan momen tren olahraga di China. Selain itu juga meningkatkan standar sepakbola lokal, dan meningkatkan ekspansi Suning secara global. Suning sendiri juga telah memiliki klub sepak bola lokal yaitu Jingsu Suning.


Sumber: Google