Bandara Internasional Hang Nadim kedatangan pesawat kargo nomor dua terbesar di dunia, Antonov AN-124/100, Selasa (31/7) pukul 05.45. Kedatangan pesawat ini untuk mengangkut 93,5 ton pipa produksi Batam menuju Nigeria.
Antonov An-225 Mriya (bahasa Ukraina: Антонов Ан-225 Мрія) merupakan pesawat terbesar di dunia yang dibuat oleh Perusahaan Antonov. Nama belakang pesawat ini Мрія (Mriya) yang dalam bahasa Ukraina berarti Mimpi atau Inspirasi.
Dahulu pesawat ini digunakan untuk mengangkut pesawat ulang alik Buran menggantikan Myasishchev VM-T. Namun seiring dengan bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991 dan proyek Buran yang tidak dilanjutkan lagi tahun 1993 pesawat ini terpaksa tidak beroperasi (tidak tampak) selama hampir 8 tahun. Pada tahun 2001, pesawat ini kembali dioperasikan dengan menjadi pengangkut berat yang bernomor penerbangan UR-82060 (yang sebelumnya СССР-82060) sampai sekarang.
Sebenarnya, pesawat ini akan dibuat dua unit. Namun hanya satu yang selesai dan digunakan (UR-82060), sedangkan yang kedua dijadwalkan rampung pada tahun 2008 lalu ditunda. Sampai Agustus 2009, pesawat kedua tidak rampung juga dan pengerjaannya telah ditinggalkan.
An-225 terbang pertama kali pada 1988 dan dengan cepat membuat 106 rekor dunia dalam satu penerbangan. Pesawat besar ini dapat terbang dengan Buran orbiter di dalamnya dan ikut dalam Paris Air Show 1989. Akan tetapi karena program Buran dihentikan, Uni Soviet memutuskan untuk melakukan penjualan An-225.
An-225 tetap berada di penyimpanan Ukraina hingga 2000. Pada saat itu, Antonov menghabiskan $20 juta untuk mengembangkan sistem avionik baru dan peralatan modern lainnya. Versi baru An-225, yang diberi kode An-225-100, mulai beroperasi pada 2001 sebagai pesawat angkut komersial. Pesawat ini dioperasikan bersama oleh Antonov dan Air Foyle, Inggris.
“Pesawatnya berangkat pukul 11.47 WIB,” kata Direktur BUBU Bandara Hang Nadim, Suwarso, Selasa (31/7).
Suwarso mengatakan, penerbangan pesawat kargo raksasa langsung dari Hang Nadim ini menunjukkan Batam semakin siap menjadi pusat logistik nasional. Hal ini sejalan dengan langkah dan program Badan Pengusahaan (BP) Batam yang akan mengembangkan Batam sebagai pusat logistik.
Menurut Suwarso, selama ini komiditi ekspor seperti pipa tersebut diekspor melalui Singapura. Produk Batam dikirim ke Singapura dengan kapal, kemudian dijemput pesawat kargo melalui Bandara Changi Singapura.
“Kalau soal harga, kita jauh lebih murah. Mulai dari landing fee dan parkir,” tutur Suwarso.
Langkah Hang Nadim ini, kata Suwarso, didukung penuh oleh BP Batam. Dalam beberapa tahun belakangan ini langkah tersebut mulai ampuh. Beberapa kali Antonov 124 menyambangi Batam.
“2016 dua kali, 2017 dua kali, dan tahun 2018 baru kali ini,” ujarnya.
Source: Batampos