Swedia mulai memberlakukan undang-undang baru yang menetapkan hubungan seksual tanpa kerelaan dianggap sebagai kejahatan pemerkosaan. Undang-undang itu disahkan setelah negara itu terguncang oleh gerakan #MeToo yang mengutuk serangan dan pelecehan seksual.
Menurut ndang-undang baru tersebut, seseorang bersalah karena melakukan pemerkosaan, jika terlibat dalam hubungan seksual tanpa persetujuan pihak lain secara bebas.
Hukum negara sebelumnya mendefinisikan pemerkosaan sebagai seks dengan kekerasan atau ancaman.
“Dalam tuduhan perkosaan ini, tidak perlu membuktikan kekerasan atau ancaman atau para tersangka menggunakan posisinya terhadap korban,” demikian pernyataan pemerintah, seperti dilansir Channel News Asia pada Minggu, 1 Juli 2018.
Menurut undang-undang yang disahkan, pengadilan harus menentukan apakah persetujuan untuk seks telah diberikan dengan kata-kata yang baik, arah atau cara lain dan hakim harus membuat keputusan tentang hal itu.
“Tentu saja tidak ada aturan untuk mengekspresikan ‘Ya’ dengan jelas atau sebaliknya. Perjanjian juga dapat ditunjukkan melalui partisipasi dalam seks,” kata Hakim Anna Hannell yang juga menyusun undang-undang.
Undang-undang baru ini disahkan setelah dirancang pada 2017.
Tahun lalu, lebih dari 7.000 kasus perkosaan dilaporkan di Swedia. Ini berarti terjadi peningkatan 10 persen dibanding 2016.
Pelanggaran perkosaan di Swedia membawa hukuman penjara hingga enam tahun atau hingga 10 tahun, jika korban masih di bawah umur.
Didukung oleh koalisi Sosial Demokrat-Hijau yang berkuasa, undang-undang tersebut telah mengundang kecaman dari beberapa kalangan termasuk asosiasi pengacara Swedia dan dewan hukum nasional. Para penentang beralasan undang-undang ini akan memaksa hakim untuk membuat keputusan sewenang-wenang.
Namun, pemerintah telah membela undang-undang dengan mengatakan kampanye #MeToo menunjukkan dengan kekuatan yang masih banyak yang harus dilakukan untuk melawan pelecehan seksual dan kekerasan seksual atau pemerkosaan di tempat kerja dan di masyarakat.
Source : CHANNEL NEWS ASIA|RUSSIA TODAY