Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan menunjuk Yogyakarta sebagai ibukota kebudayaan ASEAN atau City of Culture ASEAN untuk periode 2018-2019.
“Yogya ditunjuk setelah Indonesia terpilih menjadi tuan rumah pertemuan tingkat menteri se-ASEAN yang digelar pada Oktober 2018 nanti,” ujar Dirjen Kebudayaan Kemendikbud, Hilmar Farid usai bertemu Raja Keraton yang juga Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X di Yogyakarta, Senin 28 Mei 2018.
Farid menuturkan penunjukan ini sebagai bagian tradisi di mana setiap tahun digelar pertemuan tingkat menteri negara negara Asean. Secara bergilir negara yang menjadi tuan rumah selama periode dua tahun wajib menunjuk ibukota kebudayaan di wilayahnya.
Farid menuturkan dipilihnya Yogyakarta tidak terlepas dari sejarah dan potensi yang dimiliki kota ini. “Sejarah Yogyakarta dengan tingkat kepadatan intelektual dan kebudayaan yang tertinggi di Indonesia, bahkan dalam satu tahun bisa lebih dari 100 festival budaya digelar di Yogyakarta, maka logis jika Yogyakarta dipilih,” ujar Farid.
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah DIY Budi Wibowo menuturkan dipilihnya Yogya akan makin mengangkat pamor dan mempromosikan Yogya sebagai kota wisata dan budaya di mata dunia. Penunjukkan ini juga sejalan dengan upaya pemerintah DIY yang sedang mengusulkan Yogyakarta sebagai kota warisan budaya kepada pemerintah.
“Dengan status Kota Warisan Budaya itu posisi Yogya setara dengan kota kota budaya dunia seperti Edinburg dan Praha, karena Yogyakarta sebenarnya tidak kalah bagus,” tutur Budi
source: kompas