Kita semua pasti sudah pernah menerima vaksin Polio semasa anak-anak. Tau ga kamu Polio itu penyakit apa?. Poliomielitis telah ada selama ribuan tahun, dan polio telah digambarkan juga dalam berbagai gambar seni kuno. Penyakit ini pertama kali diakui sebagai kondisi yang berbeda oleh Michael Underwood pada tahun 1789 dan virus yang menyebabkan polio pertama kali diidentifikasi pada tahun 1908 oleh Karl Landsteiner. Wabah besar mulai terjadi pada akhir abad ke-19 di Eropa dan Amerika Serikat. Pada abad ke-20 polio menjadi salah satu penyakit anak yang paling mengkhawatirkan di daerah ini. Vaksin polio pertama dikembangkan pada tahun 1950 oleh Jonas Salk. Diharapkan bahwa upaya vaksinasi dan deteksi dini kasus polio akan menghasilkan pemusnahan global polio pada tahun 2018

Meskipun pada tahun 2000, polio belum terbasmi, tetapi jumlah kasusnya telah berkurang hingga di bawah 500. Polio tidak ada lagi di Asia Timur, Amerika Latin, Timur Tengah atau Eropa, tetapi masih terdapat di Nigeria, dan sejumlah kecil di India dan Pakistan. India telah melakukan usaha pemberantasan polio yang cukup sukses. Sedangkan di Nigeria, penyakit ini masih terus berjangkit karena pemerintah yang berkuasa mencurigai vaksin polio yang diberikan dapat mengurangi fertilitas dan menyebarkan HIV. 

Pola pikir pak Jonas Salk sangatlah berbeda dengan orang Yahudi kebanyakan dikomunitasnya yang beranggapan bahwa bila dipatenkan maka Jonas Salk bisa menjadi orang kaya raya. Bagi Pak Jonas Salk, uang bukanlah segalanya, tetapi kontribusinya sebagai manusia pada kemanusiaanlah yang menentukan nilai manusia tersebut.

Pada 1950-an, polio menyerang anak-anak di seluruh dunia, menyebabkan kelumpuhan. Salk menggunakan polio virus yang sudah dimodifikasi untuk melawan virus polio. Vaksin polio-nya adalah vaksin polio yang pertama menuai sukses. Ketika ditanyai “siapa yang berhak mendapatkan paten untuk vaksin polio?” Pak Jonas Edward Salk menjawab. “Tidak ada yang berhak mematenkannya. Sama seperti kita tidak berhak mematenkan matahari.”

Jonas Salk lahir di New York City pada 28 Oktober 1914. Orang tuanya, Daniel dan Dora Salk adalah imigran Yahudi-Rusia. Menurut sejarawan David Oshinsky, Salk tumbuh di dalam “budaya imigran Yahudi” New York. Dia memiliki dua adik laki-laki, Lee dan Herman, dan seorang paman, Bruno Salk. Keluarga ini tinggal di Harlem Timur, kemudian pindah ke Bronx dan pada akhirnya menetap di Queens.

Ayahnya, Daniel, gagal menamatkan pendidikannya di Rusia, kemudian beremigrasi ke Amerika Serikat di mana dia bekerja di distrik busana New York. Lee Salk, di dalam autobiografinya, menuliskan dirinya: “Dia kadang-kadang menjadi tokoh peran Willy Loman dari Death of a Salesman, gagal di dalam usahanya sebagai sales tetapi masih yakin bahwa kejayaan diraihnya.” Karena bapaknya sibuk di dalam pekerjaannya dia harus meninggalkan sebagian besar tugas menjaga anak-anak kepada istrinya.

Ibu Jonas juga hampir tidak terdidik secara formal sama sekali dan mengikuti suaminya, ia beremigrasi ke Amerika Serikat. Menurut Jonas, “Ibuku ingin memastikan bahwa anak-anaknya maju di pentas dunia. Karena itulah kami digembleng dalam hal pendidikan kami, dan kami sangat dilindungi, bahkan secara berlebihan.” Kenangan yang paling membekas dari ibuku adalah “dorongannya yang penuh belas kasih kepada tiga puteranya untuk menjadi unggul,” tulis Oshinsky.

1973: Jonas Salk, dan istrinya, pelukis Perancis Françoise Gilot. “Pada tahun 1969, selama pameran di Los Angeles, Françoise melakukan perjalanan ke La Jolla dan diperkenalkan ke Dr. Jonas Salk. ”Mereka menikah pada tahun 1970 di Paris dan hidup bersama-sama selama dua puluh lima tahun sampai kematian Salk pada tahun 1995. (Foto Kredit: Albane Navizet / Kipa / Sygma viaGetty Images)

Pada tahun 1938, Presiden Roosevelt dari USA mendirikan Yayasan Nasional Bagi Kelumpuhan Anak-Anak, yang bertujuan menemukan pencegah polio, dan merawat mereka yang sudah terjangkit. Presiden Roosevelt ini juga dikenal menderita Polio pada usia 39 tahun di tahun 1921.

Pada tahun 1955, Presiden Dwight Eisenhower mengumumkan bahwa Amerika akan mengajarkan kepada negara-negara lain cara membuat vaksin polio. Informasi ini diberikan secara gratis, kepada 75 negara, termasuk kepada musuh terbesar USA pada masa itu yaitu negara komunis Uni Soviet.

Tahun 1988, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mensahkan resolusi untuk menghapus polio sebelum tahun 2000. Pada saat itu masih terdapat sekitar 350 ribu kasus polio di seluruh dunia.

Ketika berita penemuan dirilis pada 12 April 1955, Salk disebut sebagai “pekerja ajaib”, dan hari itu hampir menjadi “hari libur nasional”. Dia kemudian menunjukkan rasa cinta kasihnya kepada masyarakat dengan menolak untuk mematenkan vaksin semata-mata demi keuntungan pribadinya, sebab dia berharap untuk melihat vaksin ini dapat diperbanyak secepat, seluas, dan sebanyak mungkin dan proses pematenan hak cipta hanyalah akan menunda percepatan pertolongan bagi kemanusiaan. Vaksin polio tersebut terus dikembangkan beliau sampai akhir hayatnya. Pak Jonas Salk pun tutup usia dalam tenang di La Jolla, 23 Juni 1995 pada umur 80 tahun.


Sumber:

google